Sukses

Death Distortion, Kolaborasi Musikus Senior dan Junior

Deth Distortion mengusung musik metal modern.

Liputan6.com, Jakarta - Musik memang tidak mengenal usia, bahkan tidak mengenal istilah senior atau junior. Namun dengan kekompakan, kolaborasi musikus senior dan junior bisa menghasilkan musik yang berkelas.

Hal itu bisa dilihat dari band Death Distortion. Ya, band yang baru berdiri sekitar dua tahun lalu itu berisi sejumlah musikus berbakat dari yang sudah berpengalaman mau pun pendatang baru namun dengan talenta luar biasa.

band yang berisi para personel lawas grup band metal

Death Distortion beranggotakan musikus metal yang sudah tak asing; Trison Manurung (vokal, eks Edane dan Roxx), Wawan Cher (gitar, eks Blue Savana) dan Didiek Orange (bass, Roxx dan One Feel). Sedangkan musikus mudanya di wakili Ega Liong (gitar, eks Blackout) dan Rian Dani (drum).

"Death Distortion pertama terbentuk waktu kami lagi main di sebuah event musik. Di situ ada saya, Rian Dani, Eet Sjahranie, Ekkie Soekarno dll. Acara itu sukses dan setelah selesai, bapaknya Rian ngundang ke rumahnya. Beliau minta kami bentuk band," ungkap Trison Manurung, bersama personel Deat Distortion, saat ditemui di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, baru-baru ini.

Dari permintaan itu, Trison dkk akhirnya sepakat untuk membentuk Death Distortion dengan genre musik yang mereka sebut modern metal. "Basic musiknya tetap metal, tapi ini lebih modern. Mungkin modern karena melihat pangsa pasar dan kami kan punya dua anak muda yang bertalenta. Jadi selera musiknya berpengaruh dari mereka juga,”" kata Trison.

Pada April 2016, Death Distortion merilis album perdana mereka berjudul "Reinkarnasi". Album tersebut berisi 10 buah lagu dan di antaranya berjudul; "Reinkarnasi", "Hasrat", "Terbang Bersama Garuda", "Death Distortion", "Corruption" dan "Residivis".

Death Distortion (Ferry Noviandi/Liputan6.com)

Meski ada perbedaan usia di antara para personel, namun hal tersebut sama sekali tak menjadi masalah bagi Death Distortion. Malah, mereka berusaha saling mengerti dan memahami dalam perbedaan tersebut.

"Kalau soal usia enggak ada masalah, malah kami yang tua berusaha menjadi lebih muda. Apalagi permainan Rian dan Ega luar biasa," kata Didiek Orange.

Sementara bagi Rian Dani, bermusik bareng nama-nama beken di dunia musik metal menjadi sebuah kebanggaan baginya. "Main sama yang sudah senior rasanya sangat berharga. Karena kita juga sekalian belajar bersikap dalam bermusik, membaca ide-idenya. Pokoknya saya banyak belajar dari mereka," kata Rian Dani.