Sukses

Snickers and the Chicken Fighter, Pelestari Punk Asal Malang

Album kedua Snickers and the Chicken Fighter memiliki aliran melodic core dan pop punk ala mereka sendiri.

Liputan6.com, Jakarta - Veteran punk dan melodic core kota Malang, Snickers and the Chicken Fighter, atau yang lebih dikenal SATCF, merilis album kedua mereka yang bertajuk Retorika. Albumnya dirilis oleh label mereka sendiri pada April 2017, berselang enam tahun dari debut mereka.

Album kedua Snickers and the Chicken Fighter ini berisi 13 lagu beraliran melodic core dan pop punk ala mereka sendiri. Mereka juga menawarkan pemahaman musik yang lebih luas terhadap punk rock sebagai akar musik SATCF sendiri, seperti disampaikan manajemen melalui rilis yang diterima Liputan6.com belum lama ini.

Proses pengerjaan yang panjang pada album ini terbayar impas dengan kualitas yang mereka inginkan. Diharapkan lagu-lagunya mampu memenuhi ekspektasi dari fans maupun pasar atas kehausan mereka akan karya terkini SATCF.

Proses rekaman album kedua ini dikerjakan di salah satu studio ibukota. Mulai dari mixing dan mastering akhir, semuanya digarap di Malang oleh Ayok (Screaming Factor) yang juga mengerjakan album pertama SATCF.

Dengan tawaran musik yang lebih beragam mulai melodic core tradisional, pop punk, sampai Californian ska dub, dipadu dengan beat agresif dan variatif, SATCF berharap bisa menjangkau basis massa yang lebih luas.

Snickers and the Chicken Fighter, band punk asal Malang. (Facebook)

Pendewasaan dalam bermusik disampaikan dengan jelas mulai dari desain sampul mereka yang dikerjakan salah satu art worker veteran Malang, Napiceko. Komposisi warna-warna yang bermain di layout sampul albumnya, mengajak kita bernostalgia dengan sampul album-album klasik melodic core era 1990-an. Secara tidak langsung, desainnya menjelaskan bahwa SATCF tetap ingat akar musikalitas mereka walaupun telah memberi wacana baru pada musiknya.

Snickers and the Chicken Fighter yang digawangi Adit (vokal, bas), Acoy (gitar), Jeffri (gitar), Jaka (drum), dan Oneding (keyboard), berharap Retorika bisa diterima dengan tangan terbuka oleh pasar. Mereka juga berharap album barunya itu bisa memberi makna pada setiap individu, fans, maupun konsumen agar menjadi sesuatu yang layak dikoleksi dan diapresiasi secara baik oleh ekosistem musik nasional dan Internasional.

Simak juga video menarik berikut ini: