Sukses

Warna-warni Dunia dalam Ponsel ala The Emoji Movie

Dunia imajinasi di dalam ponsel, adalah kekuatan terbesar dalam The Emoji Movie.

Liputan6.com, Jakarta Saat Sony Pictures Animation mengumumkan bahwa mereka tengah mengerjakan The Emoji Movie, publik terheran-heran. Kira-kira bakal seperti apa film yang diangkat dari emoji, simbol-simbol yang biasa digunakan para remaja tanggung untuk bertukar pesan ini?

Dan kini, The Emoji Movie sudah mulai ditayangkan di bioskop Tanah Air pada bulan ini.

The Emoji Movie memiliki dua latar tempat yang berbeda. Di dunia nyata, ada Alex, seorang remaja yang berusaha keras menarik perhatian cewek yang ia taksir melalui percakapan via pesan singkat.

Lalu dunia yang kedua bernama Textopolis, yang berada di dalam ponsel Alex. Di dunia ini, para emoji hidup layaknya manusia, mulai dari berkeluarga sampai bekerja. Bedanya, masing-masing emoji sudah punya perannya tersendiri yang tak bisa diubah-ubah seenak hati.

Emoji senyum harus selalu tersenyum setiap saat, sementara simbol menangis pun harus terus menerus berderai air mata. Pasalnya, para emoji ini harus dalam kondisi prima saat mereka tengah bekerja, yakni saat sang pemilik telepon ingin mengirimkan emoji lewat pesan singkat.

Masalah muncul saat Gene (TJ Miller), seorang emoji ‘meh’ alias wajah bosan, gagal menampilkan emoji yang semestinya saat Alex ingin menggunakan simbol ini. Berbeda dengan emoji lainnya, Gene tak hanya punya satu ekspresi wajah, tapi berbagai macam mimik sesuai dengan suasana hatinya.

Pemimpin kaum emoji, Smiler (Maya Rudolph), mencap Gene sebagai sebuah malfungsi berbahaya dan ingin menyingkirkannya dari Textopolis.

Gene yang berhasil kabur dari Smiler lantas menjalin persahabatan dengan emoji Hi-5 (James Corden), untuk mencari Jailbreak (Anna Faris), ahli coding yang bisa memprogram ulang Gene. Smiler yang murka, mengirimkan robot-robotnya untuk menghapus Gene selamanya.

 

Simak juga video menarik berikut ini:

2 dari 2 halaman

Banjir Plesetan

Konsep dua dunia dalam The Emoji Movie—mikro dan makro, dunia nyata dan dunia fantasi yang saling mempengaruhi—mungkin bakal mengingatkan penonton pada Inside Out.

Dunia imajinasi di dalam ponsel, adalah kekuatan terbesar dalam The Emoji Movie. Cukup menarik bagaimana dunia dalam aplikasi-aplikasi populer seperti Instagram dan YouTube, atau konsep firewall dan aplikasi ilegal ditampilkan dalam film ini.

Namun sayang, selain hal ini tak banyak hal lain yang menarik dari film ini. Salah satu kelemahan terbesarnya, adalah humor yang digunakan dalam film ini terlalu banyak mengandalkan plesetan.

Tak terhitung berapa banyak plesetan mengenai tangan atau soal buang air besar yang ditampilkan dalam film ini. Namun plesetan yang digunakan tentu saja berakar dari bahasa Inggris, sehingga guyonan ini sulit sampai pada penonton kebanyakan. Contohnya saja  ‘bye, Felicia’ atau ‘we are number 2’. Bahkan kalaupun penonton mengerti setiap plesetan dalam dialog di film ini, lawakan ini bakal begitu cepat terasa garing.

Untung masih ada beberapa guyonan yang mengundang tawa. Terutama yang ditampilkan oleh Hi-5 yang disuarakan oleh MC kocak James Corden. Sayang, hal ini tak terlalu menyelamatkan film ini secara keseluruhan. Bahkan nama-nama besar yang menjadi pengisi suara film ini, seperti Patrick Stewart, Christina Aguilera, dan Sofia Vergara, juga jadi hanya sekadar numpang lewat saja.