Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 16 film telah dipresentasikan melalui pitching forum Docs By The Sea, Selasa (29/8/2017). Keenambelas film dokumenter tersebut menampilkan isu-isu sosial yang jarang disentuh media mainstream.
Salah satunya adalah kisah pria beristri 12 dengan anak berjumlah 58 dan cucu sebanyak lebih dari 220 orang. Kisah yang diangkat dengan judul Love and Life in Downfall itu digarap oleh sutradara yang telah berkecimpung dalam dunia dokumenter sejak tahun 1995, Tonny Trimarsanto.
Tonny Trimarsanto merasa kisah tersebut menarik perhatiannya dan layak dibagikan ke publik lewat film. "Awalnya saya membuat satu iklan di Indonesia timur, Sumba. Pada waktu syuting, salah satu kru saya bilang, ada salah satu laki-laki dengan 12 istri, 58 anak, 200 lebih cucu. Bagi saya menarik," ujar Tonny Trimarsanto saat media gathering Docs By The Sea di Vouk Hotel, Nusa Dua, Bali, Selasa (29/8/2017).
Advertisement
Baca Juga
Tak mudah membuat anggota keluarga besar tersebut menunjukkan sikap aslinya di hadapan kamera. Tak heran, film ini membutuhkan waktu selama lebih dari tiga tahun untuk rampung.
"Saya butuh beberapa kali datang hingga akhirnya mereka nyaman dengan saya. Nyaman itu berarti mereka mau jujur, terbuka, akhirnya saya dapat masukan dan cerita yang macam-macam. Itu bukan hal gampang juga untuk sampai ke titik ini," lanjut Tonny Trimarsanto.
Melalui Docs By The Sea, produser Love and Life in A Downfall, Mandy Marahimin tak bermaksud menyaingi para 29 peserta lainnya. Bertemu langsung dengan para desicion maker yang kompeten di dunia perfilman internasional sudah cukup memuaskan bagi Mandy Marahimin.
"Ketika kita ikut platform seperti ini, orang jadi mengenal kita dan filmnya. Jadi bisa saja kita ketemu lagi dengan orang-orang ini di masa depan. Nah, kalau sudah dengar proyek kita, mereka mengikuti perjalanan proyeknya, kemungkinan untuk kerja sama jadi lebih besar," Mandy Marahimin menyebutkan.
Selain Love and Life in A Downfall, kisah menarik soal pesantren dengan pemimpin perempuan berjudul Boarding School, hingga kisah aktivis Wiji Tukhul dalam When People Dare To Ask juga berhasil memukau puluhan desicion maker yang hadir.
Docs By The Sea merupakan platform baru bagi film dokumenter se-Asia Tenggara. Acara yang diusung atas kerjasama Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dan In-Docs ini dilaksanakan sejak tanggal 23 hingga 30 Agustus 2017. Sebelum pitching di puncak acara, para peserta telah mengikuti workshop selama lima hari yang diisi oleh para sineas film dokumenter internasional.
Â
Â
Simak Video Menarik di Bawah Ini: