Sukses

Selamat Jalan, Oma...

Siapa yang tidak mengenal sosok Oma dalam sinetron stripping Cinta Fitri dilayar SCTV?Ya, Ida Kusumah berhasil menghidupkan karakter itu.

Liputan6.com, Jakarta: Siapa yang tidak mengenal sosok Oma dalam sinetron stripping Cinta Fitri di layar SCTV? Dialek khas Sunda identik dalam diri karakter itu. Ya, Ida Kusumah memang lekat dengan simbol budaya Sunda, tanah leluhurnya.

Jauh sebelum namanya berkibar kembali lewat sinetron itu, sutradara Nasri Cheppy "menjual" habis dialek Sunda bercampur kosa kata bahasa Belanda Ida dalam film Catatan Si Boy 1 hingga Catatan Si Boy 3. Karakter kuat Oma itu berakhir ketika serangan jantung tidak bisa dilawannya.

Aktris kelahiran Jakarta, 31 Agustus 1939 itu mengembuskan napasnya di Rumah Sakit Puri Cinere, Depok, Jawa Barat, setelah sempat pingsan di tengah lokasi syuting [baca: Ida Kusumah Meninggal Dunia].

Puteri Revolusi karya Ali Yugo adalah film pertama Ida yang diproduksi pada 1955. Saat itu, ia didampingi aktor-aktor kawakan di zamannya, seperti Sukarno M. Noor dan Turino Djunaedy. Ia juga membintangi film Malam Tak Berembun bersama aktor AN Alcaff pada 1961. Film itu disutradarai oleh A.W. Sardjono.

Bersama Conny Sutedja dan Nani Wijaya, pemilik nama lengkap Siti Endeh Ida Hendarsih Atmadi Kusumah pernah dijuluki The Golden Girls Indonesia, julukan yang diadapatasi dari serial televisi yang dimainkan tiga wanita sepuh. Julukan itu sudah pasti mengdongkrak popularitasnya.

Khusus di sinetron Cinta Fitri, perseteruannya dengan karakter antagonis Mischa (dimainkan Dinda Kanya Dewi) menjadi "bumbu penyedap" yang tak bisa dilupakan para penggemar sinetron itu. Dalam tayangan berdurasi satu setengah jam itu,  karakter Oma menjadi penghidup dan "representasi" penonton untuk membuka kedok Mischa.

Kini, karakter Oma telah dipanggil Yang Maha Pencipta. Namanya juga perlu dicatat dengan tinta emas atas dedikasinya yang luar biasa. Ia menikmati sisa hidupnya masih dalam suasana syuting. Selamat jalan, Oma...(SHA)
    Video Terkini