Liputan6.com, Jakarta - Gencarnya isu SARA dan radikalisme yang beredar di media sosial, membuat warganet harus ekstra selektif dalam menyaring berita. Salah sedikit, bukan tidak mungkin dapat terjerumus dalam pemahaman yang keliru.
Hal itu turut menggugah sembilan artis untuk angkat bicara. Di antaranya Cak Lontong, Nadine Chandrawinata dan Ayushita, yang telah menyatukan suara dalam upaya menyebarkan makna toleransi.
Advertisement
Baca Juga
"Yang aku lihat ini sangat positif ya. Karena mengajak masyarakat khususnya anak-anak muda untuk menggunakan media sosial secara bijak. Serta tidak melakukan hal negatif yang menyebabkan konflik, yuk kita tunjukkan kalau Indonesia merupakan negara yang kokoh, bersahabat dan bertoleransi," kata Nadine Chandrawinata di acara "#dengaryangmuda Toleransi Jadi Aksi" di Gandaria City, Jakarta Selatan, Sabtu (16/9/2017).
Sementara itu, Ayushita menekankan pada penanaman penggunaan sosial media secara positif. Pelantun lagu "Tuhan Beri Aku Cinta" ini juga mengajak anak-anak muda Indonesia untuk terus berkarya dan memanfaatkan ide-ide yang mereka miliki.
"Media sosial itu untuk mengingkatkan karya-karya saja. Kalau anak muda kan idenya masih fresh (segar). Jadi kalau idenya dikembangkan dan disebarkan di socmed, tentu lebih bermanfaat. Daripada menyebarkan konten yang tidak baik," ujar Ayushita.
Senada dengan Nadine Chandrawinata dan Ayushita, Staf Khusus Presiden, Diaz Hendropriyono juga menitipkan sebuah pesan penting dari Presiden RI, Joko Widodo terkait perilaku bertoleransi.
"Radikalisme merupakan salah satu masalah yang sedang dihadapi bangsa ini. Maka dari itu kita harus lebih berhati-hati khususnya menggunakan media sosial, terlebih lagi anak muda yang sedang mencari jati diri," ucap Diaz Hendropriyono.
"Bapak Presiden selalu berpesan soal toleransi. Indonesia punya 17 ribu pulau dan 1.100 bahasa. Dan Bapak Presiden sangat bangga dengan keberagaman, itu yang harus kita pegang," ia menambahkan.