Sukses

Gandeng Banyak Musikus di Album Kedua, Stereocase Tetap Konsisten

Stereocase belakangan telah merilis album kedua bertajuk Colors.

Liputan6.com, Jakarta - Jumlah band di Indonesia yang tetap bertahan di jalur indie semakin banyak. Salah satunya adalah Stereocase yang telah berdiri sejak 2008. Band yang kini menyisakan personel kakak beradik Fadli Rezasyah (vokal) dan Iqif (drum, synth) ini, belakangan telah merilis album kedua bertajuk Colors.

Album Colors sendiri menjadi perjuangan tersendiri bagi Stereocase sebelum dirilis pada 23 Agustus 2017 silam. Menurut Fadli, tantangannya bersama Iqif lebih kepada unsur teknis yang mengharuskan keduanya untuk memainkan hampir seluruh instrumen musik. Hal itu diakuinya lebih sulit ketimbang saat masih memiliki rekan lain yang telah hengkang dari band.

  Personel band Stereocase saat berkunjung ke kantor Liputan6.com di SCTV Tower, Jakarta, Rabu (23/8). (Liputan6.com/Fatkhur Rozaq)

"Saya vokalis, dan Iqif yang drummer ikut nge-take semua instrumen seperti gitar, keyboard, dan bass. Saya juga take beberapa gitar dan keyboard juga. Serunya, kami jadi eksplorasi. Mumpung kami berdua jadi eksplorasi juga deh dari sisi musiknya," ujar Fadli kepada Liputan6.com di SCTV Tower, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Tak hanya itu, Stereocase juga merangkul beberapa musikus untuk bergabung di dalamnya. Kolaborator tersebut antara lain adalah gitaris Iga Massardi Barasuara, Jones dari Neurotic, Neonomora, rapper ShotgunDre, Widi Malik, hingga Ario.

Bicara soal proses terjadinya kolaborasi Stereocase dan beberapa musikus, Iqif menceritakan, "Pendekatannya macam-macam. Ada yang dari pas kita bikin lagu, kayaknya asik juga mengajak mereka isi di lagunya. Basically, emang semuanya teman-teman kami semua di musik. Pas ada unsur yang dirasa bisa melengkapi, baru kami ngontak mereka."

 

 

2 dari 2 halaman

Kolaborator

  Personel band Stereocase saat berkunjung ke kantor Liputan6.com di SCTV Tower, Jakarta, Rabu (23/8). (Liputan6.com/Fatkhur Rozaq)

"Misalnya pas di sebuah lagu, kami merasa cocok kalau ada penyanyi ceweknya, lalu kami ajak Neonomora. tapi ada juga dari Widi yang aslinya cuma untuk seru-seruan, untuk mengisi instrumen. Tapi akhirnya kami merasa lebih seru kalau dibantu nulis lagu sama dia. Ini satu hal yang pertama buat Stereocase," Iqif melanjutkan.

Bicara lebih lanjut soal album, para personel Stereocase mengaku enggan mengubah aliran musik mereka. Artinya, Fadli dan Iqif tetap konsisten meskipun di dalamnya terdapat kolaborator dari berbagai aliran musik. Namun untuk tema lagu, keduanya melakukan perubahan meskipun tak jauh dari album sebelumnya.

  Personel band Stereocase saat berkunjung ke kantor Liputan6.com di SCTV Tower, Jakarta, Rabu (23/8). (Liputan6.com/Fatkhur Rozaq)

"Ada perubahan secara pendewasaan, pasti ada benang merahnya dalam hal lirik. Bahkan, lirik yang bareng Widi pun bikinnya menyesuaikan dengan karakter saya dan Stereocase. Kami dulu temanya cinta universal, sekarang lebih mengerucut ke cinta pasangan. Temanya berkembang dan mengikuti perkembangan pendewasaan kami tapi tetap ada benang merah dengan yang dulu," ucap Fadli.

"Untuk musik, kami nggak pernah ngikutin tren dan dulu pernah mencoba ngikutin kata label, tapi nggak sukses. Malahan pas ngedengerin lagunya, banyak yang nggak suka. Tapi penyesuaian kami lebih kepada sound-sound yang fresh dan baru. Influence juga ganti-ganti tanpa harus mengikuti trend. Kayak dulu misalnya Incubus, sekarang jadi Tame Impala," Fadli melanjutkan.