Liputan6.com, Los Angeles - Meski belum diluncurkan di negara asalnya, Amerika Serikat, Thor: Ragnarok telah disaksikan oleh para penikmat film di Indonesia. Terlepas dari selera masing-masing, film ini mendapat tanggapan positif dari para pengamat.
Namun, menurut sutradara Taika Waititi, Thor: Ragnarok awalnya sempat mengundang rasa kecewa dari jajaran tim Marvel Studios. Dalam sebuah wawancara dengan CBR baru-baru ini, Taika sempat membahas betapa Thor: Ragnarok pernah membuatnya pesimistis dalam proses pascaproduksi.
Advertisement
Baca Juga
Taika Waititi mengakui bahwa durasi Thor: Ragnarok diubah secara drastis akibat proses pascaproduksi yang panjang. Pasalnya, proses penyuntingan awal film tersebut tidak berjalan dengan baik. Terutama untuk mencapai keseimbangan antara cerita yang serius bersama unsur humor yang melimpah.
"Itu sangat rumit. Kami menghabiskan banyak waktu di pascaproduksi sebenarnya, untuk memikirkannya. Sangat sulit untuk mencapai keseimbangan itu selama dua jam 30 menit," kata Taika Waititi.
Sang sutradara juga mengatakan bahwa upaya pertama Thor: Ragnarok sempat gagal memenuhi harapan pihak studio. "Jadi kami gagal total. Kami memiliki 10 menit pertama yang lucu dan kemudian sisanya menjadi film yang sangat membosankan," Taika Waititi menjelaskan.
"Tapi itulah untungnya mengapa kami memiliki waktu yang lama dalam pascaproduksi. Kami bisa menguji semua ini dan mendapatkan film terbaik yang kami bisa," ia melanjutkan.
Taika Waititi dan timnya berhasil memperbaiki buruknya Thor: Ragnarok dalam proses pascaproduksi yang panjang, hingga mendapat sambutan hangat dari kritikus dan penggemar setelah dirilis. Film ketiga Thor ini akhirnya berdurasi dua jam 10 menit dengan humor yang ringan, tapi efisien bagi penonton. Bahkan, film tersebut kerap disebut sebagai film Thor terbaik sampai saat ini.