Sukses

Di Balikpapan, Audisi LIDA Diserbu Hijabers

Ada lebih dari 70 peserta audisi LIDA di Balikpapan yang berbusana muslimah lengkap dengan hijab.

Liputan6.com, Balikpapan - Tak sedikit yang mengidentikkan musik dangdut dengan kesan erotis. Padahal, sangat banyak penggiat musik ini yang tetap santun saat beraksi di panggung.

Tak perlu jauh ke pentas profesional untuk membuktikannya. Seperti terlihat dalam audisi Liga Dangdut Indonesia (LIDA) 2017 di Balikpapan, Minggu (5/11/2017).

Pantauan Liputan6.com, ada lebih dari 70 peserta perempuan yang menguji bakat menyanyi dangdut di audisi LIDA dengan tetap berbusana muslimah lengkap dengan hijab. Tampil dengan pernak-pernik dan corak khas dangdut, mereka tetap berpakaian tertutup.

Siti Fatimah Ulfah, salah satunya. Dara 22 tahun asal Balikpapan ini menolak anggapan bahwa dangdut identik dengan erotisme. Menurutnya, hal baik maupun buruk, bisa ditemukan dimanapun, atau pada genre musik apapun.

 

 

2 dari 2 halaman

Dangdut Tidak Harus Seksi

"Salah banget kalau dangdut itu dikaitkan sama hal-hal kurang baik seperti itu. Saya menyanyi tetap dengan pakaian tertutup. Di panggung besar juga, banyak artis-artis dangdut yang berpakaian muslimah, dan mereka tetap mampu bersaing dengan yang lain," ujar Fatimah.

Fatimah berharap, dengan semakin banyak perempuan berhijab menggeluti dangdut, citra negatif dapat hilang dari aliran musik ini. "Dalam banyak ajang pencarian bakat, saya sangat suka kalau pemenang atau juaranya itu yang berjilbab. Itu untuk membuktikan bahwa tidak mesti buka-bukaan untuk sukses," ungkapnya.

Hal serupa disampaikan Rina Putri Sari, peserta audisi LIDA asal Balikpapan. Gadis 17 tahun itu menyebut, pilihan menjadi erotis atau tidak, itu kembali pada pribadi masing-masing. Bukan tuntutan dari aliran musik tertentu.

"Berjilbab pun bukan kendala. Sudah banyak yang membuktikan, tetap kompetitif tanpa harus seksi," tutur Rina.

Dia meyakini, berjilbab tak akan membuat orang kehilangan kesempatan untuk sukses di bidang seni. Sebaliknya, untuk menjadi sukses pun, tak mesti melanggar batas norma. "Semuanya bisa dijalani tanpa harus melanggar batas," terang dia. (Saeroni)