Sukses

Piala Citra FFI 2017 untuk Christine Hakim

Christine Hakim kembali menyabet Piala Citra. Kategori apa di FFI 2017?

Liputan6.com, Jakarta Lama dinanti, malam puncak Festival Film Indonesia (FFI 2017) digelar di Grand Kawanua International City, Manado, Sabtu (11/11/2017). Acara penghargaan prestisius ini dimulai pukul 20.00 Wita.

Kehadiran pemeran pendukung memiliki kedudukan yang saling melengkapi kehadiran pemeran utama di film yang berlaga di FFI 2017.

Dalam penghargaan ini, Yayu Unru (Posesif) dan Christine Hakim (Kartini), berhasil membawa pulang Piala Citra untuk kategori Pemeran Pendukung Pria dan Wanita Terbaik.

Diutarakan Yayu Unru, kemenangan di FFI 2017 merupakan pencapaian luar biasa. "Terima kasih, ini semua di luar ekspektasi saya dan saya sangat bersyukur," kata Yayu Unru dalam pidato singkatnya.

Sementara cerita unik datang dari Christine Hakim. Ia sempat ragu apakah bisa menghadiri malam puncak FFI 2017 ataukah tidak. Sebab, ia baru jatuh sakit.

"Karena saya baru seminggu lalu keluar dari rumah sakit. Tapi yang jelas betul saya datang ke sini untuk memberi dukungan besar pada teman-teman semua para sineas," papar Christine Hakim yang memerankan ibu kandung Kartini di film Kartini yang digarap sutradara Hanung Bramantyo.

FFI 2017 menghadirkan 22 kategori penghargaan, serta penghargaan khusus berupa Lifetime Achievement. FFI 2017 juga memiliki penghargaan terbaru, yaitu Penata Rias Terbaik.

2 dari 2 halaman

Dampak Film di Manado

Dipercaya menjadi tuan rumah acara penganugerahan Apresiasi Film Indonesia 2016 dan FFI 2017 menjadi kebanggan tersendiri bagi warga Manado. Hal itu disampaikan Gubernur Sulawesi Utara, Olly Dondokambe. Karena pariwisata di Sulawesi Utara jadi semakin dilirik.

"Semua kegiatan (berkaitan dengan perfilman) yang kita laksanakan sangat berdampak bagi pariwisata di Sulut," kata sang gubernur di kawasan Bumi Beringin Wenang, Manado, Sulawesi Utara, Jumat (10/11/2017) malam.

Bahkan, belum lama ini sejumlah film maker dari berbagai dunia menjadikan beberapa kota di Sulawesi Utara sebagai lokasi syuting. Sayangnya, Olly Dodokambe belum mau membocorkan judul film tersebut.

"Studio-studio yang ada di luar negeri datang, termasuk dari Korea, dari Prancis juga ada. Dampaknya memang sangat kelihatan. Orang mulai kenal dengan Sulawesi Utara," jelasnya.