JakCloth 2017 Jadi yang Terakhir Menyuguhkan Musik

Liputan6.com, Jakarta - JakCloth menjadi ajang musik dan fashion yang cukup istimewa bagi masyarakat Jakarta. Namun pada 2018 nanti, panitia menyatakan JakCloth tanpa musik.

Lahir sejak delapan tahun lalu, JakCloth memang mengalami banyak perubahan. Sesuai dengan namanya, JakCloth, yang merupakan singkatan dari Jakarta Clothing, menyuguhkan produk fashion dari berbagai clothing di seluruh Indonesia. Selain fashion, JakCloth juga dimeriahkan dengan suguhan musik.

Di pergelaran awal JakCloth, musik hanya sekadar penghibur atau penambah meriah acara. Sambil belanja, konsumen dihibur dengan sajian musik. Namun belum ada musikus besar di situ.

Baru di JakCloth berikutnya, panitia lebih serius menggarap lahan soal musik. Para musikus terkenal pun dihadirkan. Acara yang diselenggarakan oleh promotor Lian Mipro ini semakin ramai dan tambah terkenal. Tidak saja menyuguhkan fashion, tapi juga musik.

Namun yang mengejutkan, mulai 2018, JakCloth dipastikan tanpa musik. Hal tersebut ditegaskan oleh CEO Lian Mipro, Ucok Nasution, dalam konfrensi pers yang digelar di kawasan Slipi, Jakarta Barat, Rabu (29/11/2017).

"2018 jadi akhir panggung musik di JakCloth. Tahun depan sudah bukan seperti ini konsepnya," kata Ucok Nasution.

Menurut Ucok, ia memutuskan untuk meniadakan musik karena ingin JakCloth fokus kepada bisnis clothing line dan memberi ruang lebih kepada para clothing line.

"Karena clothing sudah mendominasi. Dulu kan kenalin cloting lewat band, sekarang band malah kenalin cloting. Inilah akhir musik JakCloth sepanjang 2009 hingg 2017," sambung Ucok.

"Enggak dipungkiri industri cloting dekat dengan musik dan gaya hidup. Tapi per Januari kami putuskan tidak ada panggung musik. Tapi kalau beberapa brand mau ada gimmick musik ya enggak apa-apa. Tahun depan kami non ticketing tapi register. Kami fokus di penjualan clothing," sambung Ucok.