Liputan6.com, Jakarta - Nama Bront Palarae semakin bersinar setelah berperan sebagai Bapak di film Pengabdi Setan. Bahkan, aktor asal Malaysia ini sekarang menjadi idola baru para penikmat film Tanah Air.
Ternyata Bront Palarae memiliki alasan tersendiri untuk berkarier di Indonesia.
Advertisement
Baca Juga
"Sudah 15 tahun jadi aktor di Malaysia dan sudah kerjasama dengan hampir semua aktor dan sutradara di sana. Jadi, kayak enggak ada tantangannya lagi aja," ujar Bront Palarae saat berkunjung ke Liputan6.com, di SCTV Tower, Senayan City, Jakarta (19/12/2017).
"Terus main di Indonesia itu semuanya terasa berbeda. Mulai dari dialog dan interpretasi juga berbeda jadi aku ngerasanya seru banget," lanjut Bront Palarae, yang juga ikut membintangi film Ayat-Ayat Cinta 2.
Â
Kesulitan Bahasa
Kendati demikian, Bront Palarae hingga saat ini masih mengalami kendala bahasa selama terlibat dalam pembuatan film di Indonesia.
"Kalau komunikasi di set enggak masalah, tapi kalau dialog di film masih mengalami kendala," terang aktor 39 tahun tersebut.
Pasalnya, Bront Palarae merasa bahwa dialog yang dibawakan saat berakting berbeda dengan dialog sehari-hari.
"Kalau tahu konteks dan mengerti dari dialog itu lebih mendalam akan mempengaruhi penampilan kita juga," jelasnya.
Â
Advertisement
Diskusi dengan Sutradara
Untuk menghadapi hal tersebut, Bront Palarae mengaku banyak berdiskusi dengan sutradara. "Jadi aku diskusi sama sutradara untuk dialogku. Tapi itu aku anggap kesulitan yang menyenangkan sih," terang bintang film My Stupid Boss ini.
Salah satu kesulitan yang sangat diingat oleh Bront Palarae adalah saat berakting di film Pengabdi Setan.
"Jadi kalau di Pengabdi Setan dialognya lebih retorik. Adegan aku sama Toni dan Rani juga ada yang sulit. Ketika aku baca pertama enggak ngerti, tapi Joko (Joko Anwar, sutradara) nerangin ke aku dan untungnya aku akhirnya bisa ngerti," ujarnya.