Liputan6.com, Jakarta - Nafa Urbach secara terang-terangan sudah memaafkan terdakwa kasus pedofilia yang menyeret putrinya, Mikhaela Lee Juwono.
Kepada para pewarta, Nafa Urbach mengutarakan alasan mengapa dirinya akhirnya memaafkan terdakwa. Dikatakan Nafa, ia merasa kasihan terhadap orang tua terdakwa yang sudah memohon agar masalah ini bisa terselesaikan.
"Karena kan kemarin juga sudah mendengarnya cerita kayak orang tuanya telepon segala macem. Jadi kayak kasihan juga, ya. Saya kan orangtua, saya juga ibu, jadi saya mengerti bagaimana perasaannya," kata Nafa Urbach usai sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (10/1/2018).
Advertisement
Baca Juga
Ada Penyesalan
Selain itu, saat pertemuan pertama dengan terdakwa, Nafa Urbach melihat betul penyesalan yang ada dalam diri terdakwa.
"Dan memang pas waktu pertama kali saya ketemu dia (pelaku), dia meminta maaf dan dia menangis benar menyesal. Saya bisa melihat bagaimana orang yang benar-benar iseng gitu," kata Nafa Urbach.
Kendati demikian, Nafa Urbach sedari awal memang sudah mengatakan akan menangani kasus pedofilia ini secara serius. Paling tidak, upayanya kali ini bisa membuka mata masyarakat akan bahaya pedofilia, sekaligus bisa menjadi peringatan bagi para pelakunya.
Advertisement
Beri Peringatan
"Cuma kan memang sekarang ini soal kasus pornografi, kasus pelecehan anak kan maraknya luar biasa gitu. Dan jadi kayak alarm untuk kita semua, juga bahwa sekarang kita juga krisis sekali soal-soal tersebut. Kembali lagi kalau soal memaafkan, saya pokoknya semoga dia menjadi orang yang lebih baik lagilah," kata Nafa Urbach.
Untuk diketahui, kasus ini bermula saat putri Nafa Urbach, Mikhaela Lee Juwono, diberitakan oleh sebuah portal berita nasional. Tidak ada yang salah dalam berita tersebut. Hanya saja, komentar-komentar yang menghias di berita tersebutlah yang membuat Nafa Urbach murka.
Dalam berita tersebut, banyak kata "Loli", "Lolita", dan sebagainya. Setelah dicari tahu, kalimat tersebut dalam bahasa aslinya "lolicon" memiliki makna seseorang yang mempunyai obsesi pada anak-anak di bawah umur, menjelang atau sebelum masa pubertas yang disebut Lolita (kerap kali hanya disebut "loli" saja). Nafa Urbach kemudian membawa kasus tersebut ke jalur hukum.