Sukses

Mengapa Demam Superhero Marvel Tak Kunjung Berakhir?

Sebagian orang merasa demam superhero Marvel akan segera berakhir. Benarkah?

Liputan6.com, Jakarta Demam superhero bisa dibilang mulai mewabah sejak keberadaan Marvel Cinematic Universe lewat film Iron Man pada tahun 2008 silam. Dari situ, film mengenai para pahlawan super Marvel silih berganti muncul di bioskop setiap tahunnya, bahkan telah menjelma menjadi salah satu waralaba terbesar di industri sinema saat ini. 

Yang terbaru, film ke-18 Marvel, Black Panther, akan segera tayang pada Februari mendatang.

Sebagian orang merasa demam ini akan segera berakhir. Mereka memperkirakan bahwa cepat atau lambat, publik akan bosan dengan cerita tentang orang-orang yang memiliki kekuatan super.

Namun komentar negatif ini disanggah oleh Editor in Chief Marvel Comics, C.B Cebulski, saat berbicara dalam Marvel Creative Day Out 2018 yang diselenggarakan di Kampus Bina Nusantara, Jakarta Barat, pada Jumat (12/1/2018) lalu.

 

 

2 dari 3 halaman

Beragam Genre

Menurut C.B Cebulski, orang tak mudah bosan dengan film-film besutan Marvel karena ada banyak citarasa yang berbeda di dalam masing-masing filmnya.  

"Karena film-film itu sebenarnya terdiri dari beragam genre, tapi yang memainkannya adalah para superhero," kata C.B Cebulski.

Ia mencontohkan, film Spider-Man: Homecoming merupakan film remaja, Guardians of The Galaxy adalah film fiksi-ilmiah, dan Ant-Man merupakan film komedi romantis.

Tak hanya itu, ia menambahkan bahwa pada satu hal penting lainnya yang ditanamkan dalam karakter superhero Marvel, yakni sisi manusiawi mereka.

"Di balik topeng pahlawan super itu, yang paling utama, mereka adalah manusia," tuturnya.

Alhasil, film-film superhero Marvel tidak hanya menampilkan aksi heroik para jagoan super ini. Namun juga sisi rapuh dan emosi mereka sebagai manusia. Dengan begitu, para penonton bisa memiliki keterikatan tersendiri dengan para superhero ini.

 

3 dari 3 halaman

Contoh Iron Man

Ia mencontohkan hal ini dengan karakter Iron Man saat muncul lewat film pada satu dekade lalu. Saat Marvel pertama kali mengumumkan akan mengangkat karakter ini dalam film, C.B Cebulski mengatakan banyak orang yang merasa heran. "Banyak yang bertanya, 'Mengapa karakter kelas C ini yang diangkat ke layar lebar?'" tuturnya.

Ia sendiri mengaku awalnya juga tak begitu memfavoritkan karakter Iron Man ini.

"Awalnya saya tak punya ikatan dengan Iron Man yang merupakan seorang multimiliuner. Tapi setelah melihatnya dimainkan oleh Robert Downey Jr, melihat dia kesepian dan pergolakannya meski ia punya harta berlimpah, aku mulai bersimpati padanya," tutur C.B Cebulski.

Â