Dihantam Isu Poligami, Umi Pipik Merasa Dizalimi?

Ia kemudian menganalogikan perbuatan baik seseorang dengan secangkir kopi. Dalam kalimatnya ia menasihati dirinya sendiri untuk tetap berbuat baik kepada siapa pun meski sudah disakiti, atau diperlakukan dengan tidak baik.

"Tetaplah seperti kopi yg wangi...tetaplah berbuat baik kpd siapapun walaupun kita dianggap tdk baik..krn manusia itu hanya bisa melihat dgn sebelah mata dan dgn keburuksangkaanya," paparnya.

Karena di hari pembalasan nanti, setiap manusia akan dimintai pertanggungjawaban atas apa-apa yang diperbuatnya. "Maka hati2lah kelak mata dan lisan kita akan dimintai pertanggung jawaban dan tugasmu hanya mjd org baik tanpa merasa paling baik... #nasehatdiri#catatanumma," ia mengakhiri pernyataan.

Sementara dalam keterangannya itu, Umi Pipik menyertakan foto secangkir kopi yang dibubuhi kalimat kiasan. Dalam prosesnya, biji kopi terlebih dahulu dihancurkan. Namun begitu, secangkir kopi tetap membari manfaat dengan rasa dan aromanya.

"Jadilah seperti kopi, ditumbuk, dihancurkan, mengalami proses untuk jadi secangkir kopi dan mengeluarkan aroma yang wangi. Sekalipun banyak orang menghancurkanmu dengan caranya masing-masing," begitu kalimat yang dibubuhkan dalam fotonya.

Umi Pipik diketahui tidak merasa terpuruk dengan cemoohan masyarakat atas isu poligami antara dia dengan Sunu. Setidaknya itulah yang diutarakan sang sahabat, Indadari, saat ditemui di Hotel Raffles, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (15/1/2018).

"Alhamdulillah Umi happy-happy saja kalau soal pemberitaan. Sepertinya beliau sudah sangat tahan banting. Tetap bisa move on, apa pun beritanya," ujar Indadari.

Malahan, Umi Pipik mampu mengambil sisi positif dari pemberitaan miring yang menyerang namanya. Seperti yang diketahui, perempuan bercadar itu memang sedang menyempurnakan agamanya dengan berhijrah.

"Semuanya ladang pahala buat dia. Diberitakan bagus ya alhamdulillah, diberitakan enggak bagus ya alhamdulillah pahala juga. Enggak ada masalah sih," tutur Indadari.