Liputan6.com, Jakarta - Sekitar 53 janda lanjut usia, yang sebagian besar pemulung, mendapat penghiburan dan bantuan dana tunai dari Ratu Bidadari, dan sarung dari Tri Ardhika Production.
Penyerahan bantuan dilakukan langsung oleh Ratu Bidadari dan berlangsung di gubuk pemulung, Mak Awit (94 tahun), di Kampung Kranggan Kulon RT.001/009, Kelurahan Jatisampurna, Bekasi, Kamis (22/2/2018).
Advertisement
Baca Juga
Empati
"Apa yang kami berikan bukan terletak pada nilainya. Melainkan bagaimana kita menginspirasi, menanamkan jiwa empati dan peduli. Memberi penghiburan kepada para orangtua kita ini yang nasibnya belum beruntung," kata Ratu Bidadari.
Ratu Bidadari kemudian bercerita mengenai kehidupan Mak Awit, salah satu dari 53 pemulung janda lanjut usia, binaan Rumah Singgah Bunda Lenny Humaniora Foundation. Mak Awit, buta aksara, fakir, miskin, dan papa, tinggal di gubuk di atas tanah milik pengembang.
Advertisement
Kebutuhan Hidup
"Prihatinnya tanah yang ditinggalinya itu dulu tanahnya. Tapi sekarang bukan lagi miliknya. Sudah dijual untuk memenuhi kebutuhan hidup,” Ratu Bidadari mengungkapkan dengan nada prihatin.
Pendiri Rumah Singgah Bunda Lenny Humaniora Foundation, Eddie Karsito, dalam kesempatan tersebut menyampaikan, bahwa spektrum ajakan berbuat baik itu, menurutnya sangat luas.
Aksi Nyata
"Kita butuh model dakwah non-verbal; bukan sebatas ungkapan dan kata-kata. Inilah model dakwah yang membebaskan. Seruan yang secara konkret ikut memberdayakan, dan mengangkat derajat kehidupan para mustadh’afin," ujar aktor yang juga penggiat sosial ini.
Rumah Singgah Bunda Lenny didirikan di Jakarta, 22 Februari 2010. Merupakan pilar pelayanan sosial di bawah naungan lembaga Humaniora Foundation, yang telah lebih dulu berdiri tahun 1995, dengan Badan Hukum Akte Notaris R. Sabar Partakoesoema, SH Nomor : 19 Tahun 1995.
Ada 195 pemulung, 53 perempuan diantaranya janda lanjut usia, serta 106 anak yatim, dan warga dhua’fa, yang menjadi binaan Rumah Singgah Bunda Lenny Humaniora Foundation. Lembaga ini secara berkala membantu masyarakat kurang mampu. Menyantuni fakir miskin, orang sakit, anak yatim dan piatu, anak terlantar, pemulung, pengamen berpotensi, orang jompo, cacat dan manula (manusia lanjut usia).
Advertisement