Sukses

Almarhum Ayah Enda Ungu Pernah Memukul Pasha Pakai Handuk

Enda Ungu mengaku sosok ayahnya sangat disegani oleh teman-teman bandnya.

Liputan6.com, Jakarta Kenangan Enda Ungu terhadap sang ayah Medjaja S Kusuma masih begitu membekas. Apalagi, ayahnya sudah meninggal setelah menjalani perawatan di Rumah Sakit Islam Cempaka Mas, Jakarta Pusat. Beliau lalu dimakamkan di TPU Kemiri Rawamangun, Jakarta Selatan hari ini, Jumat (9/3/2018).

Diakui oleh Enda Ungu jika sosok mendiang ayahnya sangat disegani oleh teman-teman di Band Ungu. Meski begitu, anak-anak Ungu sangat menyayangi sosok almarhum.

"Iya bener. Anak-anak Ungu paling takut sama dia, apalagi Pasha. Kalau lagi ngerokok ada dia, pasti langsung dibuang. Aku juga. Nggak pernah berani sama papa itu. Aura pemimpinnya kuat banget. Karena kita lalui susah sama-sama. Dia pernah gendong gue di belakang itu momen paling romantis. Waktu itu gue lagi sakit, nggak bisa jalan sampai muntah-muntah," ujar Enda Ungu ditemui di TPU Kemiri Rawamangun, Jakarta Timur, Jum'at (9/3/2018).

 

2 dari 3 halaman

Dipukul Handuk

Belum lama ini, Pasha ternyata pernah punya pengalaman yang unik dengan almarhum. Pria yang kini berprofesi seabagai Wakil Walikota Palu itu pernah dipukul oleh ayah Enda. Padahal kala itu, Pasha tengah dikawal oleh bodyguard.



"Ya gitu lah, bapak kan Sunda tapi kasar. Kayak kemarin ketemu ama Pasha pas ke Jakarta. Dia telepon bilang, tadi gue ketemu Pasha, gue pukul dia padahal dia bawa 4 bodyguard, tapi gue nggak takut. Pas aku ketemu Pasha dia juga bilang, tadi gue ketemu papi, gue dipukul pakai handuk," kenang Enda lebih jauh.

 

3 dari 3 halaman

Ikhlas Melepas

 

Enda saat ini sudah ikhlas melepaskan kepergian sang ayah. Ia percaya jika ayahnya akan mendapatkan tempat terbaik di surga, mengingat selama hidupnya beliau juga sering melakukan amal baik.



"Papa kerja di masjid sebagai pengurus masjid. Makanya pas aku temani papa pas sakaratul maut bagus banget, meninggal di hari Jumat, disalati banyak orang. Yang semoga baik ya," pungkasnya.

 Sumber: Kapanlagi.com

Penulis: Guntur Merdekawan