Liputan6.com, Seoul - Kasus Tao, mantan personel EXO dengan SM Entertainment ternyata berkepanjangan. Sejak memutuskan hengkang dari boyband yang membesarkan namanya, EXO, Tao memilih bersolo karier di Tiongkok yang menjadi negara asalnya.
Pada 2015, Tao melayangkan gugatan kepada SM Entertainment. Sebuah kabar menyebutkan, idola bernama asli Huang Zi Tao itu berjuang agar bisa lepas dari cengkeraman salah satu agensi terbesar di Korea Selatan itu.
Advertisement
Baca Juga
Tao pun mulai bersolo karier di negara asalnya, Tiongkok, dan sempat menandatangani kontrak kerja sama dengan agensi lain. Sementara, kontrak Tao dan SM masih berjalan dan tidak sepantasnya ia melakukan kegiatan solo.
SM Entertainment juga menuntut Tao yang dianggap lalai dan melarikan diri dari tugasnya sebagai member EXO. Dengan cara itu, seharusnya Tao mendapatkan penalti.
Kalah di Korea Selatan
Setelah serangkaian mediasi hingga sidang, Tao kalah melawan SM Entertainment di pengadilan Korea Selatan. Akibatnya, Tao harus membayar penalti dengan jumlah fantastis, diwartakan Naver, Selasa (20/3/2018).
Pengadilan Korea Selatan menetapkan kontrak kerjasama SM Entertainment masih dalam tahap wajar. Pihak Tao mengajukan banding, tapi pengadilan menolak.
Advertisement
Nasib Tao
Pada 15 Maret 2018, pihak Tao dinyatakan kalah melawan SM Entertainment. Jumlah penalti yang dibayarkan Tao masih belum diketahui.
Selain itu, nasib Tao apakah masih bergabung dengan EXO atau harus bekerja di bawah SM Entertainment juga masih simpang siur.
Kemenangan SM Entertainment
"Mahkamah Agung menolak banding yang diajukan Tao. Mahkamah Agung menyatakan kontrak antara Tao dan SM Entertainment masih berlaku. Tao mengklaim bahwa kontrak eksklusif ini tidak lagi, April 2017. Tao telah menandatangani kontrak eksklusif dengan S.M. Entertainment, dan harus mengikuti kontrak," sebut wakil dari SM Entertainment, diwartakan AllKpop.
Advertisement
Tidak Ingin Merugikan
Wakil dari SM Entertainment menambahkan, "SM Entertainment sangat menghargai keputusan pengadilan yang bijaksana. Dengan adanya kejadian ini, kami akan memastikan bahwa kontrak kerjasama di Tiongkok dan negara-negara lain tidak dirugikan. Terimakasih."