Sukses

Tontonan Alay di Mata Yeyen Lidya

Yeyen Lidya ikut bersuara soal artis alay dan tayangan alay di pertelevisian Tanah Air

Liputan6.com, Jakarta - Yeyen Lidya ikut bicara soal masalah yang saat ini sedang ramai dibahas masyarakat, yaitu artis alay dan tayangan alay. Yeyen Lidya menuangkan pendapatnya melalui sebuah video yang ia unggah di kanal YouTube-nya sendiri.

"Pendapat org boleh beda, pendapatan aja beda2x , yg penting tetep damaiiiii 😘😘😘," tulis Yeyen di keterangan yang menyertai video yang diunggah pada Selasa (20/3/2018).

Di mata Yeyen Lidya, alay masih tidak lepas dari penonton bayaran dalam sebuah acara televisi. Menurut Yeyen Lidya, pada dasarnya setiap orang tidak bisa menjadi orang lain.

Maka dari itulah ada baiknya untuk tidak memandang seseorang alay atau tidak. Selama orang itu tidak merugikan orang lain.

2 dari 5 halaman

Penonton Alay

"Kalau menurut Yeyen ya, misalnya dulu tuh yang dibilang alay itu penonton, penonton alay. Kita kan tidak tahu kebutuhan dia (alay), apa yang dia butuhkan. Selagi dia tidak merugikan orang lain buat Yeyen sih fine-fine aja," kata Yeyen Lidya dalam video tersebut.

3 dari 5 halaman

Tanggung Jawab

Soal tayangan alay, Yeyen Lidya berpendapat bahwa pilihan ada di tangan penonton itu sendiri. Memang, para artis alay yang mengisi sebuah tayangan yang juga alay, memiliki tanggung jawab kepada para penontonnya.

4 dari 5 halaman

Pilihan

Namun kembali lagi, pilihan itu ada di tangan masyarakat sendiri akan ditonton atau tidak.

"Kedua, kita punya pilihan masalah tontonan (alay). Kembali ke kitanya (penonton) sebenarnya. Walaupun mereka pelakon di teve harus bertanggung jawab secara moral kepada orang-orang yang menonton, tetapi tetap pilihannya ada di kita (penonton) sendiri. Mau ditonton atau tidak," lanjut Yeyen Lidya.

5 dari 5 halaman

Solusi

Sementara itu, Yeyen Lidya menawarkan solusi lain kepada masyarakat agar tidak menonton tayangan alay. Yeyen Lidya mengimbau agar anak-anak dibawa kembali ke zaman dulu di mana hiburan bagi anak-anak adalah bermain mainan tradisional.

"Oke, kita kembali ke jaman dulu, anak-anak (kalau) siang yuk kita main karet, yuk main petak umpat, yuk main segala sesuatu yang menyenangkan yang tidak harus menonton teve," kata Yeyen Lidya.