Sukses

Pacific Rim: Uprising, Kini Jaeger Tak Berhadapan dengan Kaiju Biasa

Dalam Pacific Rim: Uprising, dunia kini telah berubah total.

Liputan6.com, Jakarta - Tahun 2013 lalu, lewat Pacific Rim, para pecinta film dibawa dalam sebuah dunia yang tengah mendekati kiamat di bawah ancaman monster raksasa Kaiju. Harapan dunia ada di pundak para pilot robot tempur Jaeger, salah satunya Stacker Pentecost  (Idris Elba), yang akhirnya gugur di medan pertempuran.

Dalam sekuelnya yang baru beredar, Pacific Rim: Uprising, dunia kini telah berubah total. Tak ada lagi serangan Kaiju. Namun ada sejumlah orang yang diam-diam sedang membangun Jaeger sendiri secara ilegal. Para pencuri onderdil Jaeger pun bermunculan, salah satunya adalah Jake Pentecost (John Boyega).

Ya, Jake adalah putra dari sang pahlawan dunia, Stacker Pentecost. Namun ia sudah mewanti-wanti sejak awal film. “Tapi aku bukan ayahku,” begitu kata dia.

Dalam salah satu upaya pencuriannya, ia berselisih jalan dengan Amara Namani (Cailee Spaeny), gadis muda yang sedang membangun Jaeger miliknya sendiri. Tapi nahas, keduanya malah tertangkap. Sebagai ganti jeruji besi sebagai tempat tinggal, mereka akhirnya dikirim ke pusat pelatihan pilot Jaeger.

Simak juga video menarik berikut ini:

2 dari 5 halaman

Lawan Baru

Jake—yang ternyata dulunya merupakan Ranger—kembali melatih para calon pilot. Sementara Amara menjadi rekrutan baru yang nantinya bakal mengendalikan Jaeger.

Di sisi lain, dunia kini tengah bersiap untuk mengimplementasikan drone, yakni Jaeger yang bisa dikendalikan dari jarak jauh. Di tengah persiapan ini, tiba-tiba muncul Jaeger tak dikenal yang memporak-porandakan Sydney, Australia.

Lawan baru yang misterius ini, ternyata membawa ancaman baru yang besar untuk dunia.

3 dari 5 halaman

Kaya Humor

Bila dibandingkan dengan film pertamanya, Pacific Rim: Uprising, membawa atmosfer  yang baru. Film yang disutradarai oleh Steven S. DeKnight ini terasa jauh lebih bernuansa anak muda.

Ini, langsung terlihat dari jajaran para pemainnya, terutama para karakter calon pilot Jaeger, yang memberi warna tersendiri untuk film ini. Begitu pula dengan karakter Jake Pentecost yang slenge’an, jauh dari sang ayah yang berkarisma. Elemen humor pun banyak dihadirkan lewat karakter-karakter ini, dan porsinya terbilang lebih banyak dari film yang perdana.

4 dari 5 halaman

Ada yang Hilang

Hanya sayangnya, ada yang hilang dari Pacific Rim pertama dalam film ini. Dalam film pendahulunya, sang sutradara dan penulis naskah Guillermo Del Toro berhasil membangun karakter yang kuat dan sangat manusiawi. Tak heran, bagian klimaks film ini mampu membetot emosi penonton.

Hal ini berbeda dengan di film kedua. Subplot tentang relasi para karakternya bercabang sangat banyak. Akhirnya, pendalaman atas dinamika hubungan para karakter dalam film ini—selain  relasi antara Jake dan Amara—terasa dangkal.

Alhasil, meski film ini memberikan ruang yang cukup banyak tentang hubungan yang manusiawi antara para karakternya, hal ini tak terasa memberi pengaruh sekuat film perdananya.

5 dari 5 halaman

Cukup Menghibur

Masalah lain yang dihadapi film ini adalah pada skenarionya. Pemecahan masalah dalam film pun terasa sangat disederhanakan, bahkan kadang terasa tak masuk di akal.

Meski begitu, bukan berarti film ini lantas menjadi tak layak tonton. Visualisasi dan adegan laga yang ditampilkan dalam film ini ditata dengan cukup apik. Dan berkat humor yang cukup melimpah, Pacific Rim: Uprising yang mulai ditayangkan pada hari ini, Rabu (21/3/2018), bisa dijadikan sebagai tontonan pengisi waktu luang yang cukup menghibur.