Sukses

Ready Player One: Fantasi  Dunia Lain Versi Steven Spielberg

Dalam film bertajuk Ready Player One, Steven Spielberg kembali dalam dunia fantasi terbarunya.

Liputan6.com, Jakarta Selama hampir lima dekade berkiprah di industrilayar lebar Hollywood, sutradara kondang Steven Spielberg telah membawa pemirsa dalam berbagai dunia penuh fantasi. Mulai dari dunia para raksasa di The BFG, invasi alien di War of the World, hingga kebangkitan dinosaurus dalam Jurassic Park.

Dalam film bertajuk Ready Player One, ia kembali dalam dunia fantasi terbarunya. Kali ini, dalam bentuk  sebuah realitas virtual bertajuk Oasis.

Alkisah, puluhan tahun mendatang, suasana bumi yang penuh kekacauan membuat para manusia mencari pelarian diri dalam realitas maya. Oasis, begitu tempat impian ini disebut, menjadi tempat berkumpul manusia dari seluruh penjuru dunia. Manusia—yang muncul di Oasis dalam bentuk Avatar dan nama aliasnya—bahkan lebih banyak menghabiskan waktu di tempat ini ketimbang dunia aslinya.

Hampir apa pun bisa dilakukan dalam dunia yang penuh dengan referensi budaya pop dari tahun 80 dan 90-an ini. Mengapa dari era ini? Tak lain karena pencipta Oasis, James Donovan Halliday (Mark Rylance), adalah seorang yang tumbuh dewasa dan tergila-gila pada budaya pop di masa itu.

2 dari 5 halaman

Ambisi IOI

Halliday, dipuja para penggemarnya, bahkan setelah kematiannya. Apalagi, setelah meninggal Halliday mengumumkan sebuah sayembara yang membuat seluruh penjuru Oasis geger.

Halliday menyembunyikan tiga rahasia alias easter egg di Oasis. Siapa pun yang bisa memecahkannya, akan mendapat satu kunci. Pemain pertama yang mengumpulkan ketiga kunci ini, akan menjadi pemilik Oasis.

Setelah bertahun-tahun, tak ada yang berhasil memecahkan rahasia Halliday. Sampai akhirnya, Parzifal, yang memiliki nama asli Wade (Tye Sheridan), memecahkan satu rahasia. Ia membagi rahasia ini pada sahabatnya, Aech (Lena Waithe) yang memiliki avatar mirip troll dan merupakan seorang mekanik jago.

Tak lama, rahasia ini tersebar pada dua teman dekat Aech, Sho (Philip Zhao) dan Daito (Win Morisaki), serta seorang pemain misterius, Art3mis (Olivia Cooke).

Namun persaingan sesungguhnya baru dimulai setelah IOI, perusahaan terbesar kedua setelah OASIS, ikut masuk dalam permainan ini. Sang CEO yang super ambisius, Sorrento (Ben Mendelsohn), bahkan menghalalkan segala cara demi mendapatkan warisan Halliday.

 

3 dari 5 halaman

Bumi Tahun 2040-an

Dalam dunia sinema hingga sastra, ada satu konsep yang disebut sebagai suspension of disbelief. Yakni  saat seorng pembaca atau penonton harus menahan daya kritisnya, mengacuhkan sejumlah hal yang tak logis, demi menikmati alur cerita.

Dalam Ready Player One, tampaknya suspension of disbelief ini mutlak diperlukan. Pasalnya ada sejumlah hal dalam film ini yang memang terasa kurang logis—terutama untuk mereka yang belum membaca novel karya Ernest Cline yang menjadi dasar dari film ini.

Salah satunya, bagaimana mungkin sebuah perusahaan swasta punya kekuasaan sebesar IOI? Ke mana perginya penegak hukum di hampir sepanjang film?

Tapi sudahlah, untuk menikmati film Ready Player One penonton memang perlu menyingkirkan pertanyaan ‘remeh’ seperti ini. Dan begitu hal ini dilakukan, film ini terasa menyenangkan dan bahkan dengan mudah menyeret penonton masuk dalam Oasis dan dunia di tahun 2040-an.

 

4 dari 5 halaman

Ramai Budaya Pop

Di awal film, penonton mungkin akan terasa kebingungan untuk masuk dalam dunia film ini. Apalagi dunia dystopia dalam film ini terasa begitu berjarak dengan penonton di masa kini. Penjelasan tentang jagat yang asing ini diceritakan dalam bentuk narasi panjang lebar oleh sang protagonis di awal film. Cukup membantu, tapi berondongan informasi ini juga berpotensi agak melelahkan.

Salah satu poin terkuat dalam film ini, adalah jalinan konflik yang seru, berkelindan antara dunia nyata dan realitas virtual. Begitu pula dengan elemen aksi yang bikin—terutama dalam bagian klimaks film ini.

Dan bisa ditebak, yang bakal membuat penonton kegirangan adalah ramainya referensi budaya pop yang bejibun dalam film ini. Mulai dari lagu “Take On Me” dari A-ha, Gundam dari Bandai, hingga King Kong yang ngamuk di puncak Empire State Building. Yang paling seru, adalah elemen-elemen kunci film The Shining yang dimasukkan kembali dalam satu sequence tersendiri di film ini. 

5 dari 5 halaman

Protagonis yang Menarik

Di luar hal-hal seperti ini, ada sejumlah hal yang agak sedikit disayangkan dalam Ready Player One. Yang paling terasa,adalah soal para antagonis yang relatif hanya digambarkan secara satu dimensi saja.  

Namun setidaknya, hal ini 'termaafkan' dengan karakter protagonis yang ditampilkan secara menarik, terutama Lena Waithe yang hampir selalu mencuri perhatian.  

Ready Player One mulai ditayangkan pada hari ini, Rabu (28/3/2018).