Liputan6.com, Jakarta Rama Widi adalah salah satu pemain harpa Indonesia yang dikenal di dunia internasional. Sebagai seorang harpist, Rama Widi kini aktif memberikan pelajaran kepada generasi muda untuk bisa memainkan alat musik yang terbilang susah tersebut.Â
Rama Widi sendiri mempelajari ilmu bermain harpa, tak hanya di Indonesia. Dirinya bahkan sampai harus berguru ke luar negeri, tepatnya Vienna untuk bisa lihai bermain harpa.
"Sebenarnya sih saya memang maunya jadi konduktor seperti Addie MS, nggak ada kepikiran sekali mau main harpa. Tapi sempat gagal, akhirnya belajar harpa karena mau pulang nggak boleh sama orangtua. Selain itu karena melihat Maya Hasan alasan belajar harpa," kata Rama Widi dalam perbincangannya bersama Liputan6.com di kawasan Senayan, Jakarta Selatan, Senin (2/4/2018).
Advertisement
Â
Â
Baca Juga
  Sulitnya Bermain Harpa
Â
Diakui oleh Rama Widi jika bermain harpa memang terbilang sulit. Dirinya juga beberapa kali mencoba mempelajari bermain alat musik, namun tidak sesulit harpa.Â
"Saya sudah coba semua alat musik. Saya sempat main band juga. Harpa itu palig susah ditaklukin, tapi bunyinya paling indah. Tapi rumit, karena ada 7 pedal untuk nurunin nada. Aku mau kasih kredit buat Maya Hasan yang mainnya sangat anggun padahal kakinya sudah kayak main bola," ujar Rama Widi.
Saat ini, setelah beberapa kali manggung di Indonesia dan juga luar negeri, Rama Widi sedang fokus untuk mengajar. Namun, sesekali dirinya juga menyempatkan diri untuk mengikuti beberapa perlombaan di luar negeri.
"Tapi sekarang saya ini sudah nggak mentingin keliling sih. Soalnya saya juga sudah punya murid, karena tanggungjawab moralnya tinggi banget," katanya.
 Â
Â
Â
Advertisement
Terus Bermain Harpa
Lalu apa yang menjadi pilihan Rama ketika dihadapkan untuk tetap bermain harpa demi menjaga kualitas atau eksistensinya di dunia musik?
"Sebenarnya lebih dibilang komersil untuk pekerjaan ya. Saya ditanya kerjaan apa, saya bilang nggak ada. Teman saya bilang ngajar kan kerjaan, berarti enak kamu kerja yang nggak ngerasa itu kerjaan," katanya.
"Sekarang saya juga harus realistis. Saya juga dihadapkan dalam kondisi bahwa dapur saya juga harus ngebul. Makanya saya fokus mengajar," pungkasnya.
Â