Liputan6.com, Jakarta Shandy Aulia hidup dalam keluarga yang berbeda keyakinan. Semenjak orangtuanya bercerai saat dirinya berusia 3 tahun, putri bungsu pasangan Kemas Yusuf Effendy dan Elsye Dopong, memilih hidup bersama ibunya dan menganut agama Kristen. Adapun ketiga kakak perempuannya memilih untuk tinggal bersama ayahnya, dan menganut agama Islam.
Bagi bintang film Eifel I'm in Love itu, perbedaan keyakinan tak berarti membuat dirinya dan ketiga kakaknya bermusuhan.
"Oh, enggak ada apa-apa sih, itu kan mindset aja, tiap orang kan beda-beda. Kalau saya sih oke-oke saja," ujar Shandy Aulia ditemui di kawasan acara Ovale Let's go Micclear di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Senin (9/4/2018).
Advertisement
Masalah keyakinan bukan hal yang perlu diperdebatkan oleh Shandy Aulia. Yang terpenting, bagaimana menjalin hubungan baik dengan keluarga dan Sang Khalik.
"Kalau bisa perbedaan ngga perlu diperdebatkanlah. Buat apa gitu? Buang waktu, buang tenaga. Karena kan hubungan kita dengan Tuhan kan hubungan pribadi," ujarnya.
Baca Juga
Tak Ribut
"Jadi enggak ada jaminan kita meributkan agama, meyakinkan kita masuk surga atau neraka? Jadi pada akhirnya kan gaya hidup dan respons kita kepada sesama. Itu saja sih fokusnya," ujar Shandy Aulia.
Saling menyayangi satu sama lain dirasa sangat diperlukan. Sebab dalam sebuah keluarga, semua bisa terjalin dengan baik dengan kasih sayang.
"Saya rasa yang penting humble, and then mengasihi tanpa memandang setiap perbedaan, dia agama apa, ras apa, itu more peacefull buat saya," ujar Shandy Aulia.
Advertisement
Berkumpul
Biasanya, bulan Ramadan dimanfaatkan betul oleh Shandy Aulia untuk berkumpul dengan ayah dan kakak-kakaknya. Bagi Shandy, saat berbuka puasa bersama adalah momen yang paling indah.
"Tradisi sih paling aku sekali buatin satu bulan paling enggak satu kali, kumpulin semua kakak-kakak saya, papa, kita makan bareng. Kita makan biasa aja, buka puasa bareng. Gitu," kata Shandy Aulia.