Sukses

Ibunda Meninggal Dunia, Mike Lewis Akui Hidupnya Hancur

Mike Lewis masih belum percaya jika ibu yang selalu ada untuknya itu telah pergi untuk selama-lamanya.

Liputan6.com, Jakarta - Duka kini tengah menyelimuti hati Mike Lewis. Sang ibunda tercinta, Wendy Lewis, baru beberapa hari lalu dipanggil Tuhan. Sayangnya Mike tidak memberitahukan waktu pasti kapan sang ibu meninggal dunia.

Mike Lewis, mengungkapkan isi hatinya yang begitu hancur usai ibunda tercinta wafat. Wendy Lewis meninggal dunia setelah setahun berjuang melawan kanker.

"Beberapa hari yang lalu keluarga saya hancur karena kehilangan ibuku yang dengan berani telah berjuang melawan kanker selama hampir satu tahun," cerita Mike Lewis di Instagram pribadinya, Selasa (17/4/2018).

Hingga saat ini, Mike Lewis masih belum percaya jika ibu yang selalu ada untuknya itu telah pergi untuk selama-lamanya. "Berat untuk bicara tentang mamaku. Mungkin karena aku merasa dia masih hidup dalam diriku," sambung Mike.

2 dari 4 halaman

Mencoba Tegar

Meski berat, Mike Lewis mencoba tegar dan mengikhlaskan kepergian sang mama. Apalagi sampai detik terakhir sebelum mengembuskan napas terakhir, Mike melihat ibunya masih bisa tersenyum manis.

"Beliau memberikanku sesuatu yang lebih dari sekedar semangat, lebih dari manusia, lebih dari kata-kata yang bisa menggambarkan. Jika aku harus menggunakan kata, yang aku rasakan darinya adalah 'RUMAH'," lanjut Mike.

3 dari 4 halaman

Sumber Kebahagiaan

Hidup berpindah-pindah negara tentu tidak mudah dijalani Mike Lewis. Namun semua itu berhasil dilalui Mike Lewis karena kehadiran ibunya di sisinya.

"Saudara perempuanku dan aku tumbuh besar di banyak negara, tapi ibuku selalu membuat di mana pun kami berada, kami merasa seperti di rumah. Dia membuat kami tidak peduli dalam situasi atau tempat seaneh apa pun," paparnya.

4 dari 4 halaman

Sahabat Terbaik

Di balik sosoknya yang macho, mantan suami Tamara Bleszynski itu sangat lengket dengan ibunya. Wendy Lewis bukan sekadar ibu tapi juga guru dan sahabat bagi Mike Lewis.

"Setiap kami pindah, 3 atau 4 tahun, aku tidak pernah kehilangan sahabatku karena (sahabatku) adalah dia sepanjang waktu - dia selalu ada untukku. Kita selalu melakukan banyak hal dengan penuh kehangatan, bersama. Aku benar-benar kehilangan tanpa RUMAH ku," ungkapnya.