Liputan6.com, Jakarta Deddy Sutomo memang telah berpulang di usia 77 tahun pada pagi ini, Rabu (18/4/2018). Namun segala kiprahnya di dunia perfilman Tanah Air selama lebih dari empat dekade terakhir, akan selalu dikenang.
Salah satu film Deddy Sutomo yang paling dikenal, adalah Janur Kuning, yang dirilis pada 1979. Film karya sutradara Alam Rengga Surawidjaja ini mengisahkan saat-saat menjelang terjadinya peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949.
Dalam Janur Kuning, Deddy Sutomo memerankan tokoh besar dalam sejarah Indonesia, yakni Jenderal Soedirman. Ia memerankan karakter sang Panglima Besar yang memimpin gerilya di hutan, meski dalam keadaan sakit parah.
Advertisement
Ketika ditemui penulis pada 2015 lalu di kediamannya, Deddy Sutomo pernah menceritakan sejumlah kisah menarik dari pembuatan film Janur Kuning. Ia juga sempat membagikan sejumlah foto di balik layar film ini, yang memperlihatkan karisma Deddy Sutomo sebagai Panglima Besar Soedirman.
1. Film Terahir Alam Rengga Surawidjaja
Deddy Sutomo kala itu menjelaskan bahwa Alam Rengga Surawidjaja dikenal sebagai sutradara yang kerap menggarap film perjuangan. Film Alam Rengga sebelumnya adalah Perawan di Sektor Selatan dan Bandung Lautan Api.
Janur Kuning juga merupakan film terakhir sang sutradara yang meninggal dunia pada 1980 di usia 55 tahun.
Advertisement
2. Bujet Fantastis
Janur Kuning dikenal sebagai film berbujet fantastis pada masanya. Kala itu, biaya pembuatannya mencapai Rp 375 juta.
3. Datangkan Tank dari Magelang
Film ini juga mendapat dukungan dari militer kala itu. "Sampai ada dua tank yang didatangkan dari Magelang untuk adegan kedatangan Belanda,” ujar Deddy Sutomo kala itu.
Advertisement
4. Bertemu Sultan Hamengkubuwono IX
Serangan Umum 1 Maret kerap menjadi perhatian para peneliti di Tanah Air. Pasalnya, banyak pihak yang meyakini bahwa momen bersejarah ini sebenarnya dicetuskan oleh Sultan Hamengkubuwono IX, bukan Soeharto seperti yang didengungkan, terutama pada masa Orde Baru.
Deddy Sutomo sendiri pernah bertemu langsung dengan Sultan Hamengkubuwono IX, dan meyakini bahwa sang Raja Yogyakarta sebagai pencetus ide Serangan Umum. Namun, ia merasa keyakinannya itu tak berkaitan langsung dengan kewajibannya sebagai aktor dalam film ini.
"Tugas saya adalah mengekspresikan apa yang ada dalam skenario sebagai Jenderal Soedirman,” tuturnya.