Sukses

Trisouls Rasakan Bernyanyi di Depan Anak Tunarungu

Trisouls belum lama mengeluarkan single yang berjudul Isyarat.

Liputan6.com, Jakarta Grup vokal Trisouls melakukan sesuatu yang unik. Mereka menghibur anak-anak sekolah Santi Rama yang muridnya tunarunggu atau tuli. Ya, Anda tidak salah membaca. Trisouls yang digawangi Jesse Thomasmore, Yerry Ririassa, dan Damien Jonathans mengaku apa yang mereka lakukan adalah sesuatu yang baru dan belum pernah dilakukan. 

"Kita (Trisouls) belum pernah dan kayak enggak seperti kita nyanyi biasanya. Ini pengalaman menantang buat kita, dan kita merasa terinspirasi melihat antusiasme teman-teman tuli, dan mereka tuh walau mereka enggak bisa mendengarkan kita nyanyi cuma mereka memperhatikan guru mereka yang memberikan isyarat. Mereka mencoba untuk mengerti lagu kita, jadi kita merasa sangat tergerak," ujar Jesse saat ditemui di Sekolah Santi Rama, Cipete, Jakarta Selatan, Jumat (20/4/2018).

Trisouls yang berada di label Warner Music Indonesia ini memang ingin memberikan hiburan untuk kalangan tidak biasa. Bagi mereka, musik adalah bahasa universal yang bisa dinikmati siapa pun.

"Karya kita memang bukan hanya buat teman yang mendengar. Kita mau menyediakan karya dan musik untuk semua kalangan. Jadi semua orang bisa menikmati musik kita semua orang bisa menikmati apa yang mau kita sampaikan," ujar Yerry.

 

 

 

 

2 dari 3 halaman

Single Isyarat

Trisouls sendiri memang belum lama mengeluarkan single yang berjudul "Isyarat". Dalam videoklipnya, mereka menggandeng Surya Sahetapy yang juga seorang tunarungu. Lalu apa yang menjadi alasan mereka menggandeng Surya Sahetapy? 

"Kenapa kami memilih Surya karena memang konsep awalnya waktu video lirik pun kami ingin berbagi ke teman-teman tuli. Jadi Surya itu adalah wakil dari teman-teman tuli sendiri yang ambil bagian di lagu kami. Dan untuk ke depannya mungkin kami juga akan menyediakan musik untuk teman-teman tuli," ujar Damien.

 

3 dari 3 halaman

Bertemu Tunarungu

Trisouls pun memberikan kesan saat bertemu dengan teman-teman tunarungu. Mereka mengaku teman-teman tunarungu tidak berbeda dengan kebanyakan orang. Mereka pun berharap teman-teman tunarungu ini tidak diasingkan.

"Kalau kita bertemu sama teman-teman tuli jangan merasa asing, jangan kayak mereka tuh beda daripada kita toh sebenarnya sama aja. Lebih aware aja kalau misal ada teman-teman tuli, jangan malah menjauh, kita dekati dan ajak berkomunikasi, lebih sabar mendengarkan mereka dan kalau bisa lebih difasilitasi karena mereka memang butuh bantuan kita. Mereka enggak akan bisa bekerja sendiri jadi siapa lagi kalau bukan kita yang membantu," pungkas Jesse.

Â