Sukses

Ini Sebab Hotman Paris Tak Terima Klien Kasus Narkoba

Hotman Paris terakhir menangani kasus narkoba di tahun 2005.

Liputan6.com, Jakarta - Sejak menangani kasus narkoba yang melilit warga negara Australia, Schapelle Corby, tahun 2005 lalu, Hotman Paris tak berminat menangani kasus serupa lagi.

Hotman Paris mengaku tak mau lagi melayani klien yang tersangkut narkoba.

"Saya pernah membela kasus narkoba terhebat di Indonesia, Schapelle Corby di Bali. Tapi waktu itu memang saya merasa hukumannya terlalu berat. Tapi sejak itu aku enggak mau lagi," ujar Hotman Paris saat ditemui di Crowne Plaza, Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Rabu (9/5/2018).

Keputusan Hotman Paris itu bukannya tanpa alasan. Pengacara yang identik dengan kemewahan itu merasa kehidupannya juga sangat dekat dengan narkoba.

 

2 dari 4 halaman

Khawatir Pergaulan Anak

Terlebih, Hotman Paris punya tiga anak yang sangat dekat dengan kehidupan gemerlap sosialita. Ia rupanya khawatir bahwa ketiga buah hatinya tersebut akan turut terjebak dalam lingkaran narkoba.

 

3 dari 4 halaman

Sibuk

"Karena saya merasa bahwa saya sibuk banget. Belum lagi Kopi Johny banyak banget. Yang kedua ngerasa feeling guilty, karena aku punya tiga anak, sama-sama sosialita di Jakarta, takutnya begitu. Jadi agak khawatirlah," sambung Hotman Paris.

 

4 dari 4 halaman

Pikir-Pikir

Hotman Paris mengerti betul bahwa profesi sebagai pengacara menuntutnya untuk tak pandang bulu dalam menangani kasus. Namun, pengacara berusia 58 tahun itu tetap ingin menutup rapat kasus narkoba dalam waktu dekat.

"Walaupun secara hukum, pengacara tidak boleh menolak perkara apa pun karena pengacara itu dibuat untuk orang bermasalah, bukan untuk pendeta. Jadi tidak salah membela apa pun, bahkan wajib menurut undang-undang. Cuma untuk narkoba entar dulu. Pikir-pikir dulu," tutup Hotman Paris.