Liputan6.com, Jakarta - Dunia sinema Indonesia kembali berwarna dengan kehadiran film Zeta yang ceritanya ditulis serta disutradarai oleh Amanda Iswan. Tentunya, Zeta bukanlah film kelas menengah yang digarap dengan apa adanya.
Dari pembangunan skenario Zeta, Mandy (sapaan Amanda Iswan) membutuhkan riset yang mendalam dan berkelanjutan. Secara serius, Mandy bersama timnya bahkan menggelar riset asal muasal penyakit yang bisa menjangkiti manusia hingga menjadi zombie.
Advertisement
Baca Juga
Tak cuma asal muasal penyakit. Demi film Zeta ini, ia juga meneliti cara hidup amoeba parasit, sampai cara penyakit itu menjangkiti manusia.
"Semua berbasis ilmu pengetahuan, yang kemudian saya laraskan dalam sebuah drama aksi, yang membuat pesan ceritanya sampai ke penontonnya, dengan mengasyikkan," ujar Mandy perihal film perdananya ini, seperti disampaikan dalam siaran pers yang diterima Liputan6.com, Minggu (13/5/2018).
Pengalaman Intens
Dengan pengalaman intens dalam dunia perfilman, seperti mendatangi Hong Kong Film Art hingga Cannes Film Market di Cannes Prancis, Mandy menjadi pimpinan yang dapat diandalkan bagi sejumlah pendukung lakon Zeta.
Jeff Smith, Cut Mini, Dimas Aditya, Edo Borne, Willem Bevers, Joshua Pandelaki, dan beberapa nama lainnya seolah membangun orkestrasi drama yang baik di film Zeta. Sehingga film Zeta bisa dianggap berbeda dengan film zombie kebanyakan.
"Emang udah mulai banyak sih film-film zombie di Indonesia, tapi Zeta itu beda karena yang ini ada research-nya. Penyakit zombienya jelas. Mulai cara dia menjangkiti manusia, sampai gimana orang-orang yang terinfeksi (zombie) itu bergerak," ujar Mandy.
Advertisement
Menyisipkan Pesan
Di tengah ketegangan akibat serbuan Zombie itu, Mandy tetap menyisipkan pesan tanpa harus berpretensi menggurui kepada penontonnya.
"Semua manusia punya ego, tapi hati-hati. Don’t let that ego blinds you from seeing what really needs to be done in a certain situation. Misal, ibu sama anak berantem, trus tiba-tiba ibunya sakit parah. Tapi anak itu menolak untuk ngurus ibunya, karena egonya si anak masih marah dan enggak bisa maafin ibunya," terang Mandy.
Mandy mengakui referensi fIlm Zeta datang dari sejumlah filmfilm Hollywood bertema Zombie yang dia saksikan. Karena, sepenceritaanya, sosok zombie memang tidak berasal dari Indonesia.
"Salah satu inspirasinya dari serial The Walking Dead. Walaupun setting-nya tentang zombie apocalypse. Meski demikian, masalah utamanya tetep datang dari konflik manusianya sendiri," katanya ihwal film Zeta yang mengambil kokasi syuting di Jakarta ini.
Kedalaman Riset
Dengan kedalaman riset yang baik, sehingga menghasilkan cerita yang baik pula, dan penyutradaraan yang pas, serta dukungan pemain yang total, Mandy berkeyakinan, film Zeta akan menawarkan keluarbiasaan kepada penikmat film Indonesia.
Karena menurut Mandy, yang mengawali karier penyutradaraannya sebagai Video Editor dan pegawai magang untuk posisi Production Assistant itu, Zeta adalah film thriller pertama di indonesia tentang “monster”.
"Biasanya kalau di Indonesia, film bertema serius seperti ini genrenya drama-komedi. Tapi kalau Zeta itu thriller dengan sedikit bumbu scifi," kata lulusan Quinnipiac University, School of Communications Hamden, Connecticut AS dengan major Film, Video and Interactive Media (2012-2015).
Advertisement
Terjaga Kualitasnya
Film Zeta menjadi lebih terjaga kualitasnya, karena rumah produksi film Swan Studio, memperlakukan film ini, dengan proses produksi yang sepatutnya. Dengan kualitas produksi yang terjaga, di bawah komando Syaiful Wathan, selaku produser, Zeta diharapkan akan mengiklankan kualitasnya sendiri.
Bang Ipul, demikian Syaiful Wathan disapa, juga bukan pemain anyar dalam industri film Indonesia. Jejak rekamnnya dalam industri film Indonesia memanjang dari film Catatan Akhir Sekolah (2005) hingga film Make Money (2012). Dan di film Zeta kecermatan dan Ipul dalam mempersiapkan, mematangkan, dan menyajikan sebuah film, dipercantik dengan kehadiran Mandy, selaku sutradara muda wanita Indonesia.