Sukses

Tragedi Bom Gereja di Surabaya, Ummi Pipik: Hatiku Tercabik-cabik

Meski seorang muslim, Umi Pipik merasa pilu atas tragedi bom gereja di Surabaya.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia kembali diselimuti kabut duka dengan terjadinya pengeboman di tiga gereja di Surabaya, Jawa Timur. Tidak hanya umat nasrani yang berduka tapi juga Umi Pipik yang notabene seorang muslim.

Melalui Instagram pribadinya, Minggu (13/4/2018), Umi Pipik mengungkapkan kesedihan atas peristiwa memilukan ini. "Saya pribadi turut berduka cita atas pengeboman gereja di surabaya , sedih rasanya hati ..." ungkap istri Ustaz Jefri Al Buchori itu.

Meski seorang muslim, Umi Pipik turut merasa pilu jika mengetahui ada gereja yang dibom. Apa lagi pengeboman di gereja kerap kali dikaitkan dengan agama Islam.

"Setiap kali ada gereja dibom saat itu juga hatiku sebagai muslim tercabik-cabik karena pasti agamaku yang bakal jadi tertuduh... Aku tau kamu juga merasakan hal yang sama..." papar Umi Pipik.

 

2 dari 4 halaman

Jangan Mengadu Domba

Umi Pipik berpesan untuk selalu mengisi hati dengan cinta kepada sesama. Bukan dengan kebencian apa lagi memprovokator dan mengadu domba antar agama.

"Rasul diutus utk menyebarkan rahmat utk seluruh alam , jika kita meneladani ahlak beliau maka berkasih sayanglah , .. sungguh semua agama itu baik dan tdk mengajarkan utk membenci utk menteror bahkan membunuh..." sambung Umi Pipik.

 

3 dari 4 halaman

Tinggi Toleransi

Umi Pipik hanya bisa berdoa kelak tidak ada lagi kebencian antar umat beragama dan selalu mengedepankan toleransi.

"Semoga Allah menganugerahi diri2 kita dgn cinta kpd sesama saling menghargai dan tinggi bertoleransi , jgn mjd provokator atau mengadu domba hingga memecah belah umat... #lawanteroris #islambukanteroris #islamrahmatanlilalamin," doanya.

 

4 dari 4 halaman

Belasan Korban Jiwa

Informasi yang diperoleh Suarasurabaya.net, ledakan terjadi pada pukul 07.30 WIB di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela (SMTB) Jalan Ngagel Madya. Disusul pukul 08.00 WIB di Gereja Kristen Indonesia (GKI) Jalan Diponegoro

Kemudian di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) Jemaat Sawahan Jalan Arjuna. Ada belasan jiwa melayang dan puluhan lainnya luka-luka dalam peristiwa ini.