Sukses

Marcella Zalianty Angkat Sosok Pejuang Aceh Melalui Komik

Marcella Zalianty prihatin karena banyak generasi milenial yang belum mengenal sosok pejuang Aceh tersebut.

Liputan6.com, Jakarta - Marcella Zalianty bersama dengan penerbit Gramedia, menggagas penggarapan komik Keumalahayati, sosok pejuang Aceh. Tujuannya tidak lain untuk memperkenalkan Keumalahayati yang notabene merupakan simbol kemaritiman bagi Indonesia kepada generasi milenial.

Pasalnya, di mata Marcella Zalianty masih banyak sekali yang tidak mengenal bahkan tidak pernah tahu sedikitpun tentang sosok Keumalahayati.

Hal itu ia ungkapkan saat konferensi pers di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Jakarta Pusat, Senin (21/5/2018).

"Saya sedih melihat generasi saat ini di mana banyak yang tidak tahu tentang sosok Malahayati. Jadi penting untuk memulai memperkenalkannya dari komik," kata Marcella Zalianty.

2 dari 4 halaman

Ikon Maritim

Soal pemilihan komik sebagai medium pengenalannya pun bukan tanpa alasan, "Komik bisa masuk ke berbagai rentang usia dan kalangan," ungkapnya.

Lebih lanjut, bagi Marcella Zalianty sosok Keumalahayati seharusnya bisa menjadi ikon dunia maritim Indonesia. Setara dengan superhero milik Hollywood.

3 dari 4 halaman

Tokoh Sejarah

Ditambah lagi, Malahayati merupakan perempuan pertama di dunia yang meraih gelar laksamana.

"Kalau di Amerika ada Wonder Women, jadi kita juga punya nih tokoh sejarah yang bisa kita kemas secara kreatif dan jadi simbol kemaritiman saat ini. Karena Indonesia kan juga sebagai negara maritim terkuat," terang Marcella Zalianty.

4 dari 4 halaman

Dibuat Film

Tak hanya itu saja, rencananya tokoh Keumalahayati juga akan diangkat ke layar lebar oleh Marcella Zalianty. Hanya saja saat ini dirinya masih mematangkan penggarapan jalan cerita.

Marcella Zalianty menyadari, tidak cukup mudah mengangkat kehebatan Keumalahayati dalam durasi cerita dua jam.

"Pilih part apa saja, itu sulit. Buat saya Malahayati luar biasa, lebih dari pahlawan. Dia laksamana pertama di Indonesia dan dunia. Tokoh yang luar biasa. Film dibuat kekinian namun kultur sejarahnya tidak hilang," ungkapnya.