Sukses

Surat Jang Ja Yeon Dianggap Palsu, Publik: Orang Mati Tak Akan Bohong

Sedikit demi sedikit, fakta mengenai Jang Ja Yeon terus terungkap, termasuk suratnya yang nyaris dianggap palsu.

Liputan6.com, Seoul: Jang Ja Yeon memilih mengakhiri hidupnya pada 2009 silam karena tak tahan dengan perlakuan manajemennya. Jang Ja Yeon dipaksa melayani 31 pria.

Hal itu terungkap lewat pesan terakhir Ja Yeon yang ia tulis di atas kertas. Pihak berwajib Negeri Ginseng pun menyelidiki kasus ini.

Jang Ja Yeon menyimpan semua catatan dan bukti pria yang minta ditemaninya. Sebuah skandal besar akan terkuak, beberapa orang ini dikabarkan memiliki posisi penting di Korea Selatan, seperti pejabat pemerintah, produser, dan bos-bos media terlibat, diwartakan AllKPop.

Polisi yang sedang menyelidiki kasus Jang Ja Yeon tahu fakta ini, tetapi memilih untuk mengabaikannya. Setelah gerakan #MeToo, melawan tindakan pelecehan atau kekerasan seksual merajalela di Korea Selatan, kasus Jang Jo Yeon akhirnya kembali dibuka setelah 9 tahun berlalu, dilansir dari KoreaBoo.

2 dari 6 halaman

Sempat Dianggap Palsu

Setelah diselidiki secara mendalam, surat peninggalan Jang Ja Yeon sempat dianggap palsu. Pada 2013 silam, beredar kabar surat tulisan tangan Jang Ja Yeon hanyalah rekayasa belaka ditulis oleh manajer bintang Boys Before Flowers itu, diwartakan Soompi.

3 dari 6 halaman

Dihukum

Akibat perbuatannya itu, manajer Jang Ja Yeon dijatuhi hukuman dua tahun penjara. Selain itu, ia juga diwajibkan kerja sosial 120 jam.

4 dari 6 halaman

Kambing Hitam

Dalam tayangan berita SBS, kabar beredar lainnya mengatakan, manajer Jang Ja Yeon sebenarnya sama sekali tidak bersalah. Ia menjadi korban kambing hitam. Surat yang yang dianggap palsu itu ternyata memang asli tulisan Jang Ja Yeon.

5 dari 6 halaman

Warganet Berkomentar

Seorang warganet berkomentar dengan menggunakan quote di drama Sign, "orang mati tidak akan berbohong. Justru orang yang masih hidup yang banyak berbohong."

Netizen lain bercuit, "bisa saja surat itu memang dimanipulasi atau dilebih-lebihkan, tapi bisa saja itu benar. Sungguh malu, ini adalah industri yang sangat kejam."

6 dari 6 halaman

Reaksi Publik

Publik lewat berbagai media sosial dengan gerakan #MeToo berharap kasus Jang Ja Yeon segera terungkap sampai tuntas. Mereka berdoa semua pihak yang telah melakukan kesalahan, menjadikan Jang Ja Yeon sebagai budak seks bisa ditangkap dan diadili.