4 Lagu Hits Harry Moekti yang Layak Dikenang

Liputan6.com, Jakarta Duka kembali datang dari dunia hiburan di Tanah Air. Harry Moekti, yang sempat menjadi musikus rock kemudian beralih profesi sebagai pendakwah, meninggal dunia pada Minggu (24/6/2018) malam.

Semasa masih berkarier sebagai pemusik, Harry Moekti telah memiliki banyak karya berupa lagu-lagu yang kemudian sempat menjadi hits di Tanah Air.

Lagu-lagu Harry Moekti dikenal oleh masyarakat Indonesia pada era 1980-an. Musik-musiknya pun mengusung tema disko dan rock lawas yang memang dibuat untuk bergoyang.

Barulah pada era 1990-an lagu-lagu baru Harry Moekti tak muncul. Tentu saja, sebab saat itu ia memutuskan untuk mendalami agama Islam dan akhirnya menjadi pendakwah hingga akhir hayat.

Mengenang kiprah Harry Moekti di dunia musik, apa saja lagu-lagu hits yang pernah dinyanyikannya? Simak selengkapnya.

2 dari 5 halaman

1. Ada Kamu

Harry Moekti (Foto: Instagram/@teukuwisnu)

Memiliki irama riang, "Ada Kamu" merupakan lagu Harry Moekti yang paling hits pada era 1980-an. Suara energiknya dipadu dengan nada yang khas, membuat lagu ini semakin mudah diingat.

Bagian reffrain dari lagu ciptaan Jessy Robot ini juga membuatnya semakin mudah dikenang, "Aduh duhduhduhduhduhduh kau tak percaya..."

3 dari 5 halaman

2. Satu Kata

"Satu Kata" bukanlah lagu yang dibawakan sendiri oleh Harry Moekti. Ia memperkenalkannya bersama Adegan, band jazz rock yang di dalamnya terdapat Indra Lesmana, Gilang Ramadhan, Donny Suhendra, dan A.S. Mates.

Lagu "Satu Kata" memiliki irama lembut dengan nada dan lirik yang bisa mengiris hati. Pada satu bagian, Harry Moekti bernyanyi pelan, lalu di beberapa bagian ia sempat berteriak.

4 dari 5 halaman

3. Lintas Melawai

Mendengar judul "Lintas Melawai", tentunya warga ibu kota terbayang oleh salah satu kawasan di Jakarta Selatan. Ya memang lagu yang ada di dalam album solo Harry Moekti ini terinspirasi dari tempat tersebut.

"Lintas Melawai" memiliki irama riang yang sangat cocok dijadikan sebagai bahan untuk berdansa. Liriknya pun menggambarkan suasana Jakarta di era 1980-an.

5 dari 5 halaman