Sukses

Selain Kekerasan Seksual, Saksi Mata Ungkap Penderitaan Lain Jang Ja Yeon

Fakta baru Jang Ja Yeon memunculkan seorang saksi yang mengungkapkan penderitaan sang artis.

Liputan6.com, Seoul - Jang Ja Yeon menjadi perbincangan kembali saat ini. Bintang Boys Over Flowers itu meninggalkan surat yang mengungkapkan penderitaannya selama terjun ke dunia hiburan.

Hal itu mendorongnya mengakhiri hidup pada 2009 silam karena tak tahan dengan perlakuan manajemennya.

Sayangnya, kasus Jang Ja Yeon terhenti. Ia dianggap mengalami depresi, hingga akhirnya bunuh diri. Padahal, fakta miris terungkap, Jang Ja Yeon harus melayani 31 pria yang dikabarkan berpengaruh di industri hiburan dan pemerintahan Korea Selatan.

Setelah gerakan #MeToo, melawan tindakan pelecehan atau kekerasan seksual merajalela di Korea Selatan, kasus Jang Ja Yeon akhirnya kembali dibuka setelah sembilan tahun berlalu, dilansir dari KoreaBoo.

2 dari 5 halaman

Saksi Mata

Ternyata kasus Jang Ja Yeon memiliki saksi mata. Acara News Room yang ditayangkan stasiun televisi Korea JTBC menghadirkan seseorang yang ternyata memiliki informasi penting mengenai kasus Jang Ja Yeon.

3 dari 5 halaman

Terungkap

Di tayangan video yang diunggah di YouTube, 29 Juni 2018, saksi mata yang dipanggil dengan nama Yoon membenarkan Jang Ja Yeon harus melayani puluhan pria. Yoon bahkan melihat sendiri kejadiannya.

Saat itu, Yoon dan Jang Ja Yeon menghadiri sebuah acara atas instruksi agensi mereka. Yoon ternyata artis pendatang baru, mengalami nasib yang hampir mirip dengan Jang Ja Yeon.

4 dari 5 halaman

Kasihan

Yoon saat bertemu dengan Jang Ja Yeon mengungkapkan curahan hatinya, ia merasa jijik harus melayani pria tua. Jang Ja Yeon hanya menjawab untuk menenangkan Yoon, "Kau tidak mengetahui apa yang aku lakukan lakukan hingga sejauh ini. Kau masih lebih beruntung."

5 dari 5 halaman

Masalah Ekonomi

Yoon menjelaskan, "Jang Ja Yeon mengalami masalah ekonomi yang sangat berat saat ia menolak menerima `tawaran` dari rekan bisnis agensi atau manajemennya."

Video Terkini