Sukses

Film Lima Lola Amaria Disambut Antusias di Bangkok

Film Lola Amaria ini juga akan ditayangkan di berbagai negara.

Liputan6.com, Jakarta Film 'Lima' untuk pertama kalinya diputar di luar negeri, tepatnya di Bangkok, Thailand, Rabu 25 Juli 2018.   Film produksi Lola Amaria Production ini mendapat kesempatan secara khusus dalam World Premiere Indonesian Film 'Lima’ (Five) yang diputar di SEA Junction. 

Kehadiran film 'Lima' di kota tersebut mendapat antusias dari warga negara Indonesia yang berada di Bangkok, mulai dari mahasiswa (Pelajar), pekerja dan juga pebisnis. Warga negara Thailand termasuk ikut antusias untuk menyaksikan langsung film yang mengangkat nilai-nilai toleransi dan juga keberagaman yang ada di Indonesia, dengan ideologinya yang kuat, yakni Pancasila.

Kehadiran film 'Lima' di negeri tersebut, tidak lepas berkat dukungan dan kerjasama dari KBRI Bangkok, Film Kawan Fans, Klub Dokumenter Thailand, Aliansi Ulama Indonesia, Lia Sciortino Sumaryono dan  Irene Sirait.

"Saat mendapat kesempatan untuk memutar film 'Lima' di Bangkok, saya langsung mengiyakan. Buat saya, ini kesempatan sangat baik untuk membangkitkan kembali semangat kebangsaan dan nasionalisme kepada warga Indonesia yang ada di luar negeri," ujar Lola Amaria salah satu sutradara dari lima sutradara yang menggarap film tersebut, saat dihubungi Jumat (27/7/2018) siang.

“Dan melihat respon yang luar biasa dari WNI di sana serta warga Thailand yang ingin tahu betul tentang keberagaman dan toleransi di Indonesia, saya benar-benar bahagia sekali,” sambung Lola.

 

2 dari 4 halaman

Diskusi

Tidak hanya menonton saja, dalam kesempatan tersebut juga dilakukan diskusi tentang film 'Lima' yang bertemakan Pancasila. Dimulai dari toleransi dalam keberagaman dan satu kesatuan yang berlandaskan dasar-dasar dalam Pancasila.

"Kita diskusi mengupas tentang isi dalam film 'Lima'. Kita bicara soal ideologi Pancasila yang begitu kuat. Spirit kebangsaan dalam setiap jiwa warga Indonesia. Jangan sampai ideologi Pancasila yang sudah begitu kuat, baik dan indah ini disalahgunakan, bahkan dirusak oleh ideologi lainnya. Saya bangga di kesempatan itu, bisa mengkampanyekan secara langsung, begitu hebatnya Indonesia dengan Pancasila nya. Spirit kebangsaan WNI yang ada di luar negeri pun bangkit kembali,” jelas Lola.

 

3 dari 4 halaman

Kendala

Lola Amaria sendiri sangat menyayangkan, sebelum pemutaran film tersebut, ternyata ada sedikit gangguan dari oknum atau orang-orang yang enggan film 'Lima' diputar dan disaksikan WNI di Bangkok. Berbagai pesan yang sifatnya kebencian dan melarang pemutaran film itu, dilakukan oleh segelintir orang yang tidak mengerti dan belum menyaksikan film 'Lima'.

“Iya, ada sedikit gangguan atau provokasi dari segelintir orang yang tidak senang dengan pemutaran film 'Lima' di Bangkok. Buat saya aneh saja, mereka belum menonton sudah melempar isu-isu tidak baik tentang film ini. Bahkan berusaha melarang pemutarannya. Sangat disayangkan,” sesal Lola.

 

4 dari 4 halaman

Negara Lain

Meski begitu, film 'Lima' suskses mendapat tempat dari WNI di Bangkok serta warga Thailand yang antusias menyaksikan pemutaran serta diskusinya. Film tersebut juga menggunakan translate Inggris sehingga dimengerti oleh warga asing.

Tidak sendiri, Lola Amaria terbang ke Bangkok bersama dengan sutradara lainnya di film 'Lima' dan juga penulis serta beberapa rekannya. Setelah Bangkok, rencananya film ini akan terbang ke beberapa negara lainnya seperti, Jepang (Tokyo), Korea (Seoul dan Busan), New Zealand di 3 kota, Jerman di 5 kota, New York, Australia dan juga Iran, tepatnya di Teheran.