Sukses

Ini Orang yang Berjasa Menyatukan Padi Reborn

Yoyo menghubungi orang yang dianggapnya bisa menyatukan kembali Padi Reborn.

Liputan6.com, Jakarta - Grup band Padi Reborn akan kembali mewarnai musik Tanah Air. Sebelumnya band yang terbentuk sejak 8 April 1997, sempat vakum pada 2010 lalu. Kala itu Piyu (gitar) disibukkan dengan sederet pekerjaan sebagai produser dan para personil Padi lainnya seperti Fadly (vokal), Rindra (bas), Yoyo (drum) dan Ari (gitar), membentuk band Musikimia.

Lama vakum, Yoyo akhirnya berusaha mengembalikan keutuhan band dan seperti lahir kembali sebagai Padi Reborn. Ia pun menghubungi salah satu orang yang dianggapnya bisa menyatukan mereka lagi: Albert Wijaya.

Dialah 'arsitek' banyak panggung musik penyanyi Indonesia yang namanya sudah tak asing lagi di kalangan anak-anak band selama dua dekade terakhir. Albert juga dikenal sebagai Direktur Utama Megapro Communications.

"Kita sudah lama enggak komunikasi sama Mas Piyu, terus saya minta tolong sama Pak Albert Wijaya. Dia tadinya juga diam-diaman sama Mas Piyu. Tapi akhirnya kita bujuk dan akhirnya Pak Albert telepon Piyu," ujar Yoyo ditemui saat jumpa pers Padi Reborn di SCTV Tower, Jakarta Pusat, Selasa (7/8/2018).

 

Simak juga video berikut ini:

2 dari 3 halaman

Bicara Masa Depan

Setelah itu, mereka mulai membicarakan masa depan band pencetak hit "Begitu Indah" tersebut. Pertama bertemu, kata Ari, mereka berkumpul di salah satu mal kenamaan di kawasan Jakarta Selatan.

"Pertama kali kumpul lagi itu di Pondok Indah Mall, di sana kita ngobrolin semuanya. Masih setel kenceng awalnya," ujar Ari.

Tak hanya dalam bermusik, PADI juga berusaha memuaskan kerinduan penggemarnya dengan cara yang unik. Dalam waktu dekat, mereka akan meluncurkan lini busana bertajuk "Reborn".

3 dari 3 halaman

Perjanjian Khusus

Dari pertemuan itu terbentuk kesepakatan mereka kembali bersatu, namun dengan nama Padi Reborn. Agar serius dengan keinginannya, Fadly cs pun membuat perjanjian satu sama lain di atas materai dan dicatatkan notaris.

"Jadi kita berlima membuat kesepakatan di depan notaris. Bayar Rp 2,5 juta, biayanya urunan, satu orang Rp 500 ribu," kata Yoyo sembari tersenyum.