Liputan6.com, Jakarta - Dan, ketika jemari Denny Irenk menekan tuts-tuts keyboardnya, menyuarakan nada- nada yang familiar itu, penonton yang hadir di Hard Rock Cafe Jakarta pun tak kuasa untuk ikut bernyanyi. "Terang sangat terang, matamu memandang... kenyataan itu ternyata menusuk pinggang...."
Lagu "Gadis Tersesat" milik Grass Rock, yang terdapat dalam album Bulan Sabit (1992) itu jadi persembahan terakhir mereka saat didaulat jadi pendamping dalam konser tour "Find Our Love Again 2018" Powerslaves, Kamis (9/8/2018) malam.
Dalam konser malam itu, total, 12 lagu dimainkan grup yang telah menelurkan empat album studio plus satu "album bersama", 3 to Rock (2016) itu.
Advertisement
Baca Juga
Malam itu Grass Rock memainkan lagu-lagu hits dari setiap albumnya. Sebut saja Peterson dan Lepaskan (Peterson, 1990), Gadis Tersesat, Besamamu (Bulan Sabit, 1992), Menuju Jalan Pulang, Ratu Budak (Santet, 1994), Adakah Hasratmu (Menembus Zaman, 1999), serta Ekstrimis (3 To Rock).
Grass Rock juga memainkan lagu lama mereka, "Prasangka". Lagu ini masuk dalam album kompilasi Rock Kemanusiaan pada 1989.
Meski telah berusia lebih dari 33 tahun, di panggung, Grass Rock masih tetap energik dan bergairah. Tambahan Denny, dan bassist Zondy Kaunang membuat Grass Rock makin segar, dari segi penampilan maupun komposisi musik. Itu terlihat dalam konser malam itu.
Denny dan Zondy memang bergabung belakangan, memperkuat formasi Grass Rock. Sebelumnya, sudah ada Hans Sinjal, sebagai vokalis. Ketiganya melengkapi personel asli Grass Rock: Rere (drum) dan Edie Kemput (gitar) yang juga merupakan pendiri grup ini.
"Yang terpenting bagi kami adalah terus berkarya," ujar Rere, yang kerap terlibat dalam proyek berbagai penyanyi dan musisi kawakan, termasuk Kantata Takwa. "Kami bangga bisa terus eksis di dunia musik Indonesia."
Album Baru
Grass Rock memang tidak main-main untuk kembali meramaikan blantika musik rock Indonesia. Bahkan, menurut Rere, saat ini mereka tengah menyiapkan album baru.
"IsyaAllah tahun ini album baru kami bisa diirilis," ujar Rere. "Saat ini, kami masih dalam proses penyelesaiannya."
Tiga lagu dari album baru itu juga mereka mainkan malam itu di Hard Rock. "Damai Indonesiaku", "Kerinduan", dan "Grass Rock is Back". Lagu yang disebut terakhir juga dijadikan "tagline" kebangkitan mereka.
Yang menarik, Grass Rock tetap menjaga "ruh lama" dalam karya-karya terbaru mereka. Dari sisi harmoni dan lirik lagu-lagu baru mereka masih mengikuti gaya Grass Rock di era 1990-an saat masih diperkuat mendiang Dayan (vokalis) dan Yudi (bass).
Seperti diketahui di era 1990-an, selain komposisi musik yang kental nuansa art rock-nya, Grass Rock juga dikenal memiliki kekuatan dalam hal lirik. Lirik-lirik lagu mereka yang dibuat mendiang Dayan, yang juga adik kandung Rere, sangat filosofis dan penuh makna.
Advertisement
Benang Merah
Rere, yang bernama lengkap Mochamad Reza Pahlevi menyebut, mereka memang sengaja menjaga "benang merah" dalam karya-karya baru mereka dengan yang terdahulu.
"Bahkan, kami sampai secara khusus belajar untuk bisa membuat lirik seperti lagu-lagu lama kami. Kami baca-baca lagi lirik lagu-lagu lama kami supaya bisa mendapat ruhnya," Rere menceritakan.
Di sisi lain, Grass Rock juga ikut memanfaatkan teknologi terkini terkait distribusi dan penjualan album baru mereka nantinya. Artinya, selain melalui CD, lagu-lagu dari album baru Grass Rock juga bisa didengarkan lewat platform digital.
"Saat ini kemajuan teknologi memang tak bisa dihindari. Jadi album baru kami nanti, selain dirilis dalam bentuk fisik (CD) juga bisa dinikmati melalui streaming atau download," ujarnya.