Liputan6.com, Jakarta Penyakit kanker serviks yang diderita artis Julia Perez menjadi inspirasi dibuatnya film Jejak Cinta. Film produksi Trazz Production dan Scene Film ini rencananya akan tayang secara nasional di layar bioskop mulai 6 September 2018.
Di Indonesia, kasus kanker serviks juga banyak terjadi. Julia Perez sendiri akhirnya menyerah dan wafat akibat penyakit kanker serviks stadium 4 pada tanggal 10 Juni 2017. Film ini pun berisi pesan tentang pentingnya wanita menjaga dirinya agar terhindar dari penyakit kanker serviks maupun penanganannya jika terkena.
"Film Jejak Cinta membawa pesan bagi para wanita yang terkena kanker serviks untuk menyikapi penyakit tersebut secara positif. Pada saat bersamaan, film ini juga mengusung pesan kepada para wanita untuk mencegah dan menghindari penyakit kanker serviks tersebut," ujar sang sutradara, Tarmizi Abka dalam keterangannya kepada wartawan di Jakarta, baru-baru ini.
Advertisement
Tarmizi menyatakan film Jejak Cinta dibintangi oleh Baim Wong, Prisia Nasution, Mathias Muchus, Della Perez, dan Zora Vidayatia. Film ini menceritakan tentang Maryana seorang Desainer Batik yang sengaja pulang ke tanah kelahirannya (Singkawang) untuk membuat desain batik terbarunya yang akan diikutkan dalam ajang Festival Batik di Berlin.
Baca Juga
Kisah Cerita
Maryana yang dibintangi oleh Prisia Nasution setiap hari sangat khawatir dirinya terkena kanker serviks. Hal itu karena almarhumah ibunya meninggal karena kanker serviks stadium 4.
"Tokoh yang bernama Maryana Itu memeriksakan dirinya ke rumah sakit. Namun dia tidak berani membuka amplop hasil pemeriksaan dokter tersebut, karena khawatir hasilnya adalah dia positif terkena kanker serviks," ujar Tarmizi.Abka.
Di sisi lain, ia dan suaminya yang bernama Hasan, yang diperankan oleh Baim Wong, ingin sekali mempunyai anak. "Namun bagaimana mereka bisa punya anak, kalau seandainya ternyata sang istri terdeteksi kena kanker serviks?” tuturnya.
Cerita bertambah rumit, ketika suatu hari, Hasan mendapat telepon dari Sarah, diperankan oleh Della Perez. Selama ini, Hasan dekat dengan ayahnya Della yang bernama Hendrawan (Mathias Mucus).
"Keluarga orang tua Della tengah mengalami musibah. Ayahnya Della dipenjara karena terlibat sebuah kasus. Ia meminta Hasan menolong Della. Hasan bersedia menolong tapi ia bingung, karena ia sudah beristri, sedangkan ia punya hutang budi kepada ayahnya Della," paparnya.
Bagaimanakah akhir film ini? Apa keputusan yang akhirnya diambil oleh Hasan? "Pesan tentang penyakit kanker serviks menjadi sangat menarik dalam film ini, karena dikemas dalam problematika keluarga," ujar yang juga membuat film Kalam-Kalam Langit itu.
Advertisement
Singkawang
Produser Eksekutif film Jejak Cinta, Hasan Karman menyebutkan, selain tentang kanker serviks, film ini juga membawa pesan kebangsaan dari ranah Singkawang yang dijuluki "Negeri 1.000 Kelenteng". Hasan mengatakan film ini juga mengangkat realita kehidupan di Singkawang, mengenai masyarakat, budaya, dan objek wisata yang ada di kota itu.
"Singkawang di Kalimantan Barat ini masyarakatnya merupakan perpaduan etnis yang kekayaan budayanya menjadi daya tarik tersendiri. Selain mengangkat sisi romantika, Film Jejak Cinta mengangkat Batik khas Singkawang yaitu Batik Tidayu yakni Tionghoa, Dayak dan Melayu," ucapnya.
"Melalui film ini, kami ingin mengusung pesan kebangsaan, yakni persatuan bangsa kita yang multietnis. Semoga dengan menonton film ini, masyarakat Indonesia makin kuat persatuannya dan saling menghargai satu sama lain," tambahnya.
Hasan menambahkan, film ini sekaligus menggambarkan persatuan Tidayu yang sangat baik di Singkawang. Diharapkan, film ini bisa menginspirasi masyarakat Indonesia di wilayah mana pun berada untuk menjaga persatuan dan kesatuan. Di samping itu, di film ini juga mengangkat budaya Cap Go Meh, untuk mendorong pawisata Kalimantan Barat. Film Jejak Cinta mengambil lokasi syuting seluruhnya di Singkawang.