Liputan6.com, Jakarta Film Mile 22 yang kini tengah ditayangkan, menarik perhatian para pecinta film Tanah Air. Sebelum ditayangkan di Indonesia, film garapan sutradara Peter Berg ini telah ditayangkan di Amerika Utara dan sejumlah lokasi lain, sejak 16 Agustus lalu.
Para kritikus film sependapat, salah satu magnet utama dalam film Mile 22, adalah performa memukau Iko Uwais.
Dalam film ini, Iko Uwais berperan sebagai Li Noor, seorang polisi di Indocarr yang memiliki sebuah informasi penting yang bisa menyelamatkan banyak orang. Saat hendak berangkat minta suaka ke Amerika, Li Noor diburu oleh pemerintah negaranya.
Advertisement
Baca Juga
Dalam perjalanan ke bandara untuk mendapatkan suaka, Li Noor ditemani oleh sejumlah agen CIA yang dipimpin James Silva (Mark Wahlberg). Ini, adalah perjalanan mematikan yang akan mengungkap sebuah rahasia besar.
Produksi film Mile 22, ternyata banyak menyisakan cerita menarik. Termasuk soal pengalaman Iko Uwais di lokasi syuting dan interaksinya dengan para sineas dan bintang Hollywood.
Seperti apa? Berikut beberapa cerita yang dirangkum oleh Liputan6.com untuk Anda:
* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.
1. Telepon di Pagi Buta
Sutradara Peter Berg terkesima dengan performa Iko Uwais sejak ia menyaksikan The Raid. Tak heran, saat mulai mempersiapkan proyek Mile 22, ia langsung bersemangat untuk mengajak Iko Uwais bergabung.
Peter Berg bahkan tak sempat memperhitungkan soal perbedaan waktu antara Indonesia dan Amerika."Dia telepon Iko jam 04.00 pagi ngajak ke LA untuk meeting," kata Ricky Siahaan, manajer Iko Uwais saat menghadiri acara premier film Mile 22 di XXI Plaza Senayan, Jakarta, Senin (20/8/2018)
Advertisement
2. Jadi Penerjemah Dadakan
Ada banyak dialog dalam bahasa Indonesia di film Mile 22. Peter Berg ternyata kerap memutuskan untuk menyelipkan dialog seperti ini secara dadakan saat syuting.
"Kalau misalnya syuting [Peter] suka yang 'Mending lo ngomong gini deh, lo ngomong gini, deh. Peter Berg itu tipenya yang spontaneous gitu," tutur Ricky.
Yang mendapat tugas sebagai penerjemah, tentu saja Iko Uwais. "Dia [Peter Berg] suka nanya, 'Kalau kayak gini, lo biasanya ngomong gimana dalam bahasa Indonesia? Ya sudah bilang aja kayak gitu'," tutur Ricky menirukan perkataan Peter Berg.
3. Digoda untuk Beradegan Bugil
Peter Berg mengatakan bahwa adegan perkelahian di ruang kesehatan, terinspirasi dari film Eastern Promises. Di film itu, aktor Viggo Mortensen digambarkan berkelahi dalam keadaan telanjang bulat.
Peter Berg dan Mark Wahlberg sempat menggoda Iko Uwais untuk melakukan adegan persis seperti ini. "Iko benar-benar terdiam. Kami tak mengatakan kepadanya kalau sebenarnya dia diperbolehkan mengenakan pakaian dalam," tutur Peter Berg.
Advertisement
4. Memar-Memar
Sepanjang syuting Mile 22, Iko Uwais ternyata bersikeras untuk melakukan adegan aksinya sendiri. Tak heran, ia sempat mengalami memar karena melakoni salah satu adegan.
"Cedera sih enggak serius. Memar-memar, ketika dia dilempar ke dinding punggungnya memar," tutur Ricky. Yang mengalami cedera yang memerlukan penanganan khusus, justru aktor yang melakukan adegan berantem melawan Iko.
"Sam Looc, yang di infirmary scene itu, yang orangnya botak, dia sobek pelipisnya. Soalnya dia kena bagian dari borgol Iko yang dicabut," tutur Ricky.
5. Dekat dengan Para Bintang
Meski masih terbilang hijau di industri hiburan Hollywood, hubungan Iko Uwais dan para bintang dunia ini tak lantas menjadi berjarak. Justru sebaliknya.
"(Dengan Mark Wahlberg) Iko selalu bercanda ketawa-tawa bareng. Iko dan Mark udah kayak anak tongkrongan bareng aja. Suasananya sangat enak, Mark tidak seperti superstar," tutur Ricky.
Begitu pula dengan Lauren Cohan. Iko bahkan sering membantu Lauren untuk dialog-dialognya yang berbahasa Indonesia.
Advertisement