Sukses

Alpha, Film Persahabatan Manusia dan Serigala yang Menyentuh Hati Kritikus

Film Alpha yang digarap oleh sutradara Albert Hughes, ternyata mendapat sambutan cukup hangat dari kritikus film.

Liputan6.com, Jakarta - Film Hollywood terbaru bertajuk Alpha, baru saja tayang di bioskop Tanah Air pada hari ini, Jumat (21/9/2018). Alpha yang dibintangi aktor muda Kodi Smit-McPhee ini, memiliki latar cerita yang unik, yakni kehidupan manusia pada Zaman Es sekitar 20 ribu tahun yang lalu.

Alpha mengisahkan tentang Keda (Kodi Smit-McPhee), anak muda yang menjadi salah satu anggota tim berburu dalam sukunya. Nasib sial menghampirinya, ia terpisah dalam sebuah perburuan dengan ayah dan kelompoknya. Keda dianggap telah tewas dalam perburuan itu.

Yang tak disadari oleh anggota sukunya, Keda ternyata masih hidup. Saat bertahan hidup di alam liar, ia bertemu dengan seekor serigala yang ia lukai demi bertahan hidup.

Dua makhluk predator berbeda spesies yang saling bermusuhan ini, perlahan mulai saling bergantung satu sama lain. Bahu membahu, mereka lantas berusaha untuk pulang ke rumah sebelum datangnya musim dingin.

2 dari 4 halaman

Sambutan Hangat

Film Alpha yang digarap oleh sutradara Albert Hughes, ternyata mendapat sambutan cukup hangat dari kritikus film.

Terhitung pada Jumat (21/9/2018), skor film ini dalam situs agregator Rotten Tomatoes mencapai 82 persen. Sementara di Metacritic, Alpha mendapat skor 63.

3 dari 4 halaman

Cerita Klise, tapi...

Banyak kritikus yang menilai bahwa cerita dalam film Alpha sebenarnya sudah terbilang klise. Namun banyak kritikus yang memuji film Alpha yang mampu menggerakkan emosi penonton. Owen Gleiberman dari Variety, misalnya, membahas salah satu adegan dalam film ini yang ia nilai sudah sering diangkat dalam film.

"Tapi saat adegan gerak lambat serigala melompat ke udara—dia akan melakukan apa pun untuk menyelamatkannya—terasa begitu menyentuh," tulisnya.

4 dari 4 halaman

Visual yang Cantik

David Fear dari Rolling Stone juga menyebut banyak hikmah yang diambil dari film ini. "Ditambah lagi ini adalah cerita tentang belajar dan menerima kepemimpinan, tentang menghormati dunia di sekelilingmu, tentang bertahan hidup tidak hanya tenaga sendiri tapi juga bekerja sama dengan yang lain. Siapa bilang kita tak bisa belajar dari kisah masa Paleolithikum?" tulisnya. 

Tak hanya itu, para kritikus pun memuji visual dalam film ini. "Sulit rasanya untuk tidak terkesima dengan apa yang terlihat di layar," tulis Oliver Jones dari New York Observer.