Sukses

Kesulitan Amanda Rawles jadi Anak SMA Era 2000-an

Dalam Something In Between, Amanda Rawles harus bisa memerankan karakter siswi SMA tahun 2000-an.

Liputan6.com, Medan - Mendapatkan peran sebagai siswi SMA di film terbarunya, Something In Between, bukanlah hal yang baru bagi Amanda Rawles. Hal tersebut sudah beberapa kali dilakoninya di film-film sebelumnya.

Hanya saja, dalam film yang disutradarai oleh Asep Kusdinar tersebut, Amanda Rawles harus bisa memerankan karakter siswi SMA tahun 2000-an. Itulah yang berbeda dari karakter Amanda sebelumnya.

"Kalau saya sebenarnya sudah sering sekali memerankan karakter anak SMA, hanya saja di film ini ada kesulitan tersendiri, arena remajanya adalah pada tahun 2000. Sedangkan saat itu saya baru lahir," kata gadis kelahiran 25 Agustus 2000 tersebut, saat ditemui di sela-sela acara meet and greet di Ringroad City Walks Medan, Sabtu (22/9/2018).

Pemilik nama lengkap Amanda Carol Rawles tersebut juga mengaku kesulitan saat memerankan karakter Maya di film yang diproduksi Screenplay Films and Legacy Pictures. Di situ, Amanda Rawles harus kembali beradu akting dengan Jefri Nichol.

2 dari 4 halaman

Harus Bisa Tampil Berbeda

"Kesulitannya adalah bermain lagi dengan Jefri Nichol, saya harus bisa tampil berbeda agar orang-orang melihat kita berbeda di film ini. Dan itu merupakan tantangan terberat menurut saya dan Jefri," terangnya.

Amanda dan Jefri yang berperan sebagai Gema harus benar-benar membuat penonton tidak bosan karena bertemu dengan keduanya di film lagi.

"Karena kita tidak mau penonton bosan dengan kita, oleh karena itu kita berusaha untuk mencari ide bagaimana agar benar-benar menghadirkan hal yang berbeda," tuturnya.

3 dari 4 halaman

Tidak Pernah Bosan

Amanda tidak pernah merasa bosan sama sekali ketika harus kembali beradu akting dengan Jefri Nichol, karena memang selama ini karakter di film yang mereka mainkan, karakternya selalu berbeda-beda.

Seperti di film Something In Between yang akan tayang di bioskop pada 27 September mendatang, keduanya dipertemukan dengan karakter yang benar-benar berbeda.

"Film ini benar-benar ada soul-nya, bukan hanya sekadar cinta-cintaan, tetapi memang ada tujuannya. Film ini tak hanya sekadar bisa ditonton untuk remaja saja, tetapi juga untuk semua orang. Termasuk orang dewasa, karena juga melibatkan artis-artis senior dan menghidupkannya," ungkapnya.

4 dari 4 halaman

Beberapa Tantangan

Berperan sebagai siswa SMA, tidak terlalu sulit bagi Naufal Samudra. Hanya saja, ia mendapatkan beberapa tantangan.

“Yang menarik di film ini karena harus memerankan karakter siswa SMA tahun 2000-an yang memang saat itu smartphone belum booming seperti saat ini,” tuturnya.

Hal tersebut menurutnya menarik, karena ia harus memerankan karakter siswa SMA yang berbeda dari karakter siswa SMA pada saat ini.

"Smartphone belum begitu smart pada saat itu dan memang kita terapkan dan memang menurut saya hal tersebut menarik," katanya.

(Reza Efendi)