Sukses

Ini Penyebab Kontroversi Pemilihan Claudia Kim sebagai Pemeran Nagini

Banyak yang tak setuju karakter Nagini di Fantastic Beasts: The Crimes of Grindelwald diperankan oleh Claudia Kim, aktris Korea.

Liputan6.com, Jakarta - Misteri peran yang dimainkan Claudia Kim dalam film Fantastic Beasts: The Crimes of Grindelwald akhirnya terjawab sudah. Sempat dirahasiakan, aktris Korea Selatan ini ternyata memerankan karakter Nagini, ular yang selama ini dikenal sebagai salah satu horcrux milik Voldemort.

Hanya saja, penunjukan Claudia Kim sebagai Nagini ternyata menimbulkan polemik.

Banyak yang tak setuju karakter Nagini di Fantastic Beasts: The Crimes of Grindelwald ini diperankan oleh Claudia Kim. Sebagian besar menyayangkan aktris Asia yang ditunjuk untuk memerankan karakter ini.

Permasalahannya ternyata bukan karena rasa tidak suka kepada aktris berdarah Asia, justru sebaliknya.

Mereka yang kontra, berargumen bahwa memilih aktris Asia sebagai karakter Nagini bukanlah satu hal yang baik. Pasalnya, Nagini dilihat sebagai karakter yang "diperbudak" oleh Voldemort.

2 dari 3 halaman

Suara Kontra

"Tunggu, jadi Nagini dimainkan aktris Asia dan dia menjadi 'peliharaan' Voldemort???" tulis @neonacropolis.

"Mari secara kilas balik kita jadikan wanita non-kulit putih menjadi objek yang dimiliki oleh seorang pria kulit putih yang inspirasinya datang dari Nazi," tutur pemilik akun Twitter @CharlesPulliam.

Tak sedikit pula yang menggarisbawahi bahwa hanya ada dua wanita Asia dalam kisah Harry Potter. Selain Nagini, ada Cho Chang, yang namanya dipermasalahkan karena dinilai menyepelekan nama Asia.

Nah, mereka menyayangkan bahwa selain Cho Chang, yang hanya merupakan peran kecil, Nagini digambarkan sebagai sosok antagonis.

"Mungkin 'pemain sirkus yang berubah menjadi ular pembunuh' bukan pilihan tepat untuk satu dari dua wanita non-kulit putih di waralaba ini," tutur @hello_tailor.

3 dari 3 halaman

Pembelaan

Namun, ada pula pihak yang membela keputusan ini. Menurut mereka, tokoh Nagini itu tak pernah diperlihatkan sebagai budak atau peliharaan Voldemort.

"Saat aku membaca bukunya, aku tak pernah berpikir bahwa Nagini adaalah budak. Nagini adalah tangan kanan Voldy, semacam Wakil Presiden. Dia memercayainya seperti sahabat seperjuangan. Sahabatnya satu-satunya," tutur @bookishlycali.

"Nagini tak pernah jadi sekadar 'peliharaan' Voldemort. Para pembela kebenaran di media sosial ini harus membaca ulang bukunya dan melihat bagaimana Voldemort menghargainya, jauh di atas segala pengikutnya, bahkan Bellatrix. Hentikan omongan tentang rasisme yang melelahkan ini," tutur @aMrazing.