Liputan6.com, Jakarta Belum banyak film Indonesia yang mengangkat tema mengenai kuliner. Namun tahun ini ada Aruna dan Lidahnya, yang kini tengah tayang di bioskop Tanah Air.Â
Yang menarik, film ini diangkat dari novel karya Laksmi Pamuntjak yang berjudul sama. Tak hanya itu, Aruna dan Lidahnya yang disutradarai oleh Edwin di bawah bendera Palari Film ini, dibintangi oleh sejumlah artis papan atas.
Lantas seperti apa jalan ceritanya?
Advertisement
Baca Juga
Aruna dan Lidahnya menyorot petualangan seorang wanita ahli epidemiologi bernama Aruna (Dian Sastrowardoyo). Suatu hari ia ditugaskan oleh kantornya untuk meneliti sebuah virus pandemik flu burung di beberapa daerah. Ada empat kota yang harus ia datangi, di antaranya Surabaya, Pamekasan, Pontianak dan Singkawang.
Di saat yang bersamaan, sahabat Aruna yang bernama Bono (Nicholas Saputra) ingin mengajaknya untuk berlibur sejenak. Profesinya sebagai chef membuat Bono harus kreatif dalam mengolah makanan. Dengan maksud ingin mencari inspirasi dari kuliner berbagai daerah, ia ingin ikut dalam perjalanan Aruna.
Kehadiran Seseorang dari Masa Lalu
Tak disangka, sesampainya di Surabaya, Aruna dan Bono kedatangan sahabat mereka yang sudah lama tinggal di luar negeri, Nadezhda (Hannah Al Rashid). Karena ingin menyelesaikan buku kulinernya, Nad pun tergoda ingin pulang ke Indonesia dan mengikuti perjalanan Aruna berwisata ke empat daerah itu tadi.
Selama melakukan perjalanan, Aruna dan teman-temannya mengalami berbagai hal yang seru dan tidak terlupakan. Tentu saja, dalam memulai investigasinya, Aruna tak sendiri. Seorang pria yang pernah singgah sejenak di masa lalunya hadir kembali.
Advertisement
Tak Hanya soal Kuliner
Pria bernama Farish (Oka Antara) itu membuat perjalanan mereka semakin berwarna. Terlebih konflik batin yang tak terselesaikan antara Aruna dan Farish, membuat jalan cerita makin greget. Pada intinya, film ini tak hanya menyorot kelezatan makanan Nusantara, tapi juga catatan perjalanan Aruna dengan sahabat dan seseorang yang pernah ia cintai.
Aruna dan Lidahnya bisa dikatakan sebagai salah satu sajian drama yang disisipi perjalanan kuliner. Dalam eksekusinya, penonton akan dilibatkan lewat beberapa percakapan para pemainnya.
Dialog santai namun berbobot seolah membius, belum lagi potret makanan yang menggiurkan dan bikin lapar membuat mata semakin dimanjakan dengan visualnya.
(Tyssa Madelina/ Kapanlagi.com)