Sukses

Sebelum Meninggal, Semangat Rudy Wowor untuk Sembuh Turun

Rudy Wowor meninggal dunia karena kanker prostat stadium akhir.

Liputan6.com, Depok - Rudy Wowor meninggal dunia karena kanker prostat stadium akhir. Penyakit mematikan tersebut sudah bersarang di tubuh artis senior ini selama kurang lebih dua tahun terakhir.

Kepada awak media, Putra Rudy Wowor, Michael Wowor, menceritakan salah satu hal menyedihkan sebelum ayahnya meninggal dunia. Empat bulan lalu, ia terkejut mendapati sosok ayahnya yang sudah terkulai lemah.

Rasa terkejut itu terjadi karena sudah lama Michael tak berkomunikasi dengan ayahnya. Kabar bahwa kesehatan Rudy Wowor memburuk pun ia ketahui dari temannya, bukan pihak keluarga.

"Ha, sakit apa? Enggak percaya. Lima bulan enggak ketemu, saya masuk kamar, lihat papa benar-benar di tempat tidur, enggak berdaya, enggak bisa bangun, terus gerak dikit merintih kesakitan. Saya kaget enggak nyangka gitu," jelas Michael Wowor, di rumah duka di Pesona Khayangan, Depok, Jumat (5/10/2018).

 

2 dari 4 halaman

Tak Mau Ketemu Dokter

"Terus nelepon mama. 'Ha parah? Memang kayak apa'. Mama juga kaget sih. Aku nelepon eyang dari mama, terus dibantu. Saya bilang 'Pa, besok Papa, Michael bawa ke rumah sakit ya. Dia kan paling enggak mau ketemu dokter," sambungnya.

Ya, ibunda Michael Wowor sama kagetnya mendengar kabar buruk itu. Sudah bertahun-tahun lamanya Rudy Wowor bercerai dari ibunda Michael.

 

3 dari 4 halaman

Kabar Buruk

Michael Wowor kemudian membawa aktor berdarah Belanda itu ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati. Sesampainya di sana, keluarga kembali mendapat kabar buruk tentang kondisi Rudy Wowor.

"Pihak dokter Kramat Jati kaget karena kateter sudah enam bulan di badan papa, padahal kateter itu cuma bisa dua minggu. Dokter lihat ada yang aneh, dokter anjurkan periksa semua. Lalu dokter bilang ini sangat amat terlambat," tutur anak kedua Rudy Wowor tersebut.

 

4 dari 4 halaman

Melankolis

Dan kian hari, semangat bintang film Sweet 20 tersebut untuk sembuh kian memudar. Sikapnya pun berubah menjadi sangat melankolis.

"Papa waktu dirawat itu semangatnya itu masih ada, masih mau ada kegiatan. Tapi ternyata tiga bulan belakangan semangat papa benar-benar hilang, hancur, dari yang semangatnya kuat. Baru lihat papa jadi lebih cengeng dan lebih sering nangis," tandasnya.

Video Terkini