Sukses

Abdel Achrian Berbagi Cerita Masa Remaja Lewat Buku Anak Pancong

Abdel Achrian barengan bersama Laksamana Cokky dan Sutan Eries Adlin saat peluncuran bukunya.

Liputan6.com, Jakarta Komedian Abdel Achrian berbagi cerita soal masa remajanya saat menjadi anak tongkrongan. Bersama dengan Laksamana Cokky dan Sutan Eries Adlin, Abdel meluncurkan sebuah buku yang diberi nama Anak Pancong. Nama tongkrongan anak muda yang ngetop pada era 1980-1998 

Buku Anak Pancong setebal lebih dari 270 halaman itu diluncurkan pada Sabtu 20 Oktober 2018. Laksamana Chokky sendiri sekarang menjabat Wakil Komandan Sekolah Staf dan Komando (Wadansesko) Angkatan Laut dan Sutan Eries Adlin, wartawan senior alumni  harian bisnis dan ekonomi Bisnis Indonesia yang kini berkiprah di reviewbekasi.com. Sementara Abdel Achrian adalah komedian yang juga juri ajang Stand Up Comedy Academy.

“Orang di balik penerbitan buku ini ya jenderal Cokky (panggilan akrab TSNB Hutabarat) dan Ires (panggilan akrab Eries) itu. Mereka kakak kelas saya, tetapi kebetulan saya dulu satu tongkrongan. Saya kebagian nyumbang tulisan” kata Abdel Achrian saat peluncuran buku Anak Pancong di Warung Enjoi, Rawamangun, Jakarta,  Sabtu (20/10/2018).

Selain Laksamana Pertama Cokky Hutabarat dan Abdel, peluncuran buku Anak Pancong dihadiri juga oleh Direktur Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan Naufal Mahfudz,  Direktur Bank Danamon Herry Hykmanto, Direktur Utama PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Arief Mulyadi, dan Asisten Deputi di Kemenko Perekonomian, Yulius.

Laksamana Cokky menyebut persiapan peluncuran buku itu termasuk cepat karena sebagian Anak Pancong yang menyumbangkan tulisan termasuk orang-orang sibuk.

"Sudah nggak gampang mengumpulkan mereka lagi seperti dulu. Rasa kebersamaan yang membuat orang-orang sibuk itu mau menyempatkan diri untuk menulis demi buku ini. Contohnya Mas Naufal dan bro Yulius yang ikutan menyumbang tulisan," katanya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kisah

Buku Anak Pancong berkisah tentang tongkrongan remaja di warung kopi di seputaran Terminal Rawamangun pada era pertengahan 1980-an sampai pertengahan 1990-an. Meski berisi kisah tentang tongkrongan yang penuh dengan canda, Abdel menyebut  bahwa buku Anak Pancong  digarap dengan serius. 

“Bisa dilihat kan dari penyuntingnya? Jenderal bintang satu sama wartawan senior! Terus, yang kasih endorse di buku itu ada Pak Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta, seniman yang mantan Gubernur Banten Bang Rano Karno, host acara terkenal di Metro TV, Bang Andi F. Noya, dan kolega saya komika dan sutradara papan atas Raditya Dika," ujar Abdel.

Bagi komedian senior ini, tongkrongan Anak Pancong menjadi salah satu tempat yang menempa dirinya termasuk mengasah kemampuan untuk melemparkan kelucuan-kelucuan yang amat berguna bagi kariernya sekarang ini.  "Temen saya banyak yang lucu-lucu, bahkan mungkin lebih lucu dari saya," ujarnya.

Tongkrongan Abdel dan kawan-kawan itu disebut Anak Pancong karena memang mereka nongkrong di warung kopi yang juga jual kue pancong. Lokasinya persis di sebelah Terminal Rawamangun, Jakarta Timur. "Tapi sekarang warungnya udah gak ada," ujar komedian senior itu.

 

3 dari 3 halaman

Cerita Remaja

Salah satu tulisan di buku itu menceritakan bagaimana Abdel semasa SMA sempat ngamen dari rumah ke rumah di seputaran Rawamangun bersama teman-temannya. Menurut dia, uang bukan jadi tujuan utama mengapa mereka mengamen. 

"Anak Pancong banyak yang hidup berkecukupan kok. Jelas bukan uang deh yang kita cari waktu itu. Kebetulan, Anak Pancong banyak yang suka musik. Ngamen mungkin salah satu cara kita ngetes mental kali ya," kata Abdel.

Hubungan Anak Pancong dengan pemilik kedai kopi tempat mereka nongkrong—biasa dipanggil Babeh dan Ibu Sami— juga begitu mendalam. Keduanya kini sudah meninggal dunia.

"Babeh dan Ibu Sami sudah seperti orang tua kami sendiri. Bayangkan, temen-temen saya sampai membelikan sawah buat Ibu Sami di kampungnya di Brebes, Jawa Tengah. Ketika beliau meninggal, ada utusan Anak Pancong yang khusus datang dari Jakarta ke Brebes mewakili teman-teman," ungkap Laksamana Cokky.

Pertemanan Anak Pancong terus berlangsung sampai sekarang. Mereka masih suka kumpul-kumpul. “Buku ini buat kenang-kenangan kami dan juga anak-anak kami, biar mereka tahu gimana dulu bapaknya nongkrong semasa remaja,” tutup Laksamana Cokky.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.