Liputan6.com, Jakarta Masih teringat euforia bagaimana media-media mengelu-elukan para atlet difabel tanah air mengharumkan nama bangsa di ajang Pesta Olahraga Atlet Disabilitas Terbesar se-Asia. Di antara sekian nama atlet berjuang ada beberapa yang berhasil merebut medali emas, seperti Suparni Yati cabang tolak peluru, Simanja Nasip Farta cabor catur, Sapto Yogo Purnomo cabor atletik 100 meter putra, dan masih banyak lainnya.
Siapa sangka apresiasi pemerintah terhadap atlet peraih medali pun tak membedakan-bedakan, mereka tetap mendapat nominal bonus sama dengan atlet normal. Harapan mereka dalam menggunakan tersebut pun sungguh mulia, mayoritas ingin menggunakan bonus tersebut untuk membahagiakan orangtua, seperti memberangkatkan haji, memperbaiki rumah, membukakan usaha, dll.
"Bonusnya untuk bangun rumah mamak (ibu)," kata Suparni, atlet tolak peluru usai menerima simbolis penyerahan bonus.
Advertisement
"Saya sangat bersyukur, karena sudah bisa membuat mamak dan keluarga bahagia. Karena hasil ini tak luput dari dukungan dan doa orangtua, keluarga serta pelatih Parni," ucap Parni yang memiliki hobi olahraga dan musik ini.
Ya, melihat prestasi Parni dan sederet atlet difabel lainnya mungkin khalayak bisa dibilang "memanen" hasil dari buah kesabaran orangtua masing-masing atlet. Bisa dibayangkan bagaimana penerimaan mereka ketika melihat anak tercinta dalam kondisi jauh dari harapan mereka.
Penerimaan para orangtua ini lah yang pada akhirnya menjadi landasan para atlet difabel ini mampu bangkit mengabaikan penolakan di sekeliling dan terus maju dan percaya dengan kemampuan mereka yang sesungguhnya.
Kegigihan para orangtua atlet patut ditiru bagi Anda dengan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Perlu disadari amat penting memberikan motivasi, perhatian, serta bimbingan lebih kepada ABK. Dengan perhatian dan motivasi yang besar dan intens tentunya membantu anak bisa berkembang menjadi lebih baik lagi di masa depan kelak.
Memang bukan hal mudah dan butuh kesabaran ekstra bagi orangtua menangani anak-anak berkebutuhan khusus, namun semua itu demi perkembangan maksimal mereka dan perlu disadari mereka merupakan titipan Tuhan sebagai tanggung jawab kita di dunia.
NIVEA percaya bahwa kasih sayang Ibu tanpa batas dan setiap anak merupakan anugerah terindah dari Tuhan. Sekecil apapun SentuhanIbu semenjak kita dilahirkan akan terus ada dalam memori anal dan memiliki dampak positif pada tumbuh kembang anak serta menentukan masa depannya kelak.
Untuk itulah, sejak akhir tahun 2015 lalu, NIVEA bekerjasama dengan Lembaga Pengembangan Diri dan komunitas Kemuning Kembar berkomitmen untuk memulai program NIVEA #SentuhanIbu. Sebuah program yang ditujukan untuk memberikan pendampingan pelatihan bagi para Ibu dengan anak berkebutuhan khusus.
NIVEA percaya pemberdayaan ibu menjadi kunci penting untuk menyelesaikan masalah disabilitas secara nasional. NIVEA #SentuhanIbu merupakan komitmen NIVEA yang ingin secara aktif berkontribusi untuk memperkuat lingkungan sosial dengan mendukung para ibu dengan anak ABK, sehingga mereka dapat mengembangkan rasa percaya diri, memperoleh keterampilan dan pengetahuan serta mengembangkan potensi anak dan keluarga yang kuat.
Â
(Adv)