Liputan6.com, Yogyakarta - Godbless selalu menjadi primadona musik rock Indonesia. Dengan para personel yang sudah tak muda lagi, band yang telah berusia 45 tahun ini terus dinantikan penampilannya.
Termasuk di panggung Jogjarockarta 2018 , Godbless juga masih jadi yang paling ditunggu. Tampil sebelum headliner utama, Megadeth, Godbless mampu menciptakan euforia tersendiri di pagelaran rock yang dipromotori Rajawali Indonesia Communication dengan sponsor utama Bank Jateng ini.
Ahmad Albar (vokal), Ian Antono (gitar), Abadi Soesman (kibor), Donny Fattah (bass), dan Fajar Satritama (drum) masih begitu energik di atas panggung. Dengan kualitas penampilan yang prima, tak salah jika sekitar 15 ribu penonton pun sangat terhibur, bahkan bernostalgia.
Advertisement
Baca Juga
Bagaimana tidak, total delapan lagu yang mereka mainkan adalah lagu-lagu "signatured" yang sudah pasti melekat di kepala penonton. Godbless pun sempat memberikan suguhan spesial di awal penampilan mereka di panggung Jogjarockarta 2018 .
Lewat aksi gitar Ian Antono, Godbless mengajak penonton menyanyikan lagu nasional "Padamu Negeri", mengingatkan kita agar selalu mencintai negeri ini.
Setelah itu, lagu "Musisi" pun mereka geber. Lagu yang kerap dijadikan "lagu wajib" di kompetisi-kompetisi band di era 1990-an ini, langsung membakar adrenalin massa yang hadir.
Apalagi, tanpa jeda, band yang telah melahirkan tujuh album ini langsung menyambungnya dengan "Kehidupan". Terciptalah karaoke massal. "Apa itu...susu anakku...," penonton Jogjarockarta 2018 bernyanyi bersama.
Setelah itu, "Menjilat Matahari" digeber. Tak pelak lagu yang dimbil dari album Raksasa (1989) ini kembali memaksa massa untuk bernyanyi bersama. Emosi penonton yang sudah berumur seperti dibangkitkan mengingat kembali masa remaja mereka lewat lagu karangan mendiang Jockie Suryoprayogo ini.
Sedikit Santai
Setelah itu, baru, Iyek, panggilan Ahmad Albar mengajak penonton untuk sedikit santai. "Rumah Kita" pun dimainkan, berturut-turut dilanjutkan dengan "Syair Kehidupan" dan "Panggung Sandiwara" lewat gitaran akustik Ian Antono dan dentingan kibor Abadi Soesman.
Namun, seketika setelah Ian mengganti gitar akustik dengan gitar elektriknya yang berwarna hitam, Iyek kembali mengajak penonton berjingkrak-jingkrak lewat lagu "Bis Kota".
Donny Fattah, jadi personel yang paling atraktif malam itu. Dengan bassnya, dia bergoyang, berjingkrak-jingkrak sana-sini, sambil sesekali menjadi back up vokal untuk Ahmad Albar. Bukan main....
Hingga akhirnya Godbless, yang berencana merilis album baru tahun depan, memungkas show mereka dengan lagu "Semut Hitam". Ini lagu diambil dari album dengan judul sama, yang dirilis tahun 1988.
Advertisement
Album Tersukses
Album ini pula yang membuat nama Godbless semakin berkibar, setelah sebelum merilis album self titled atau Huma di Atas Bukit (1975) dan Cermin (1981). Semut Hitam disebut-sebut sebagai album tersukses Godbless, terutama dari sisi pemasaran.
Bagi Godbless sendiri ini adalah kedua kalinya berturut-turut mereka tampil di Jogjarockarta, setelah tahun lalu. "Semoga Jogjarockarta terus berlanjut di tahun-tahun berikutnya. Sebab, acara ini punya pengaruh dalam perkembangan musik rock Indonesia," ujar Ahmad Albar.