Liputan6.com, Los Angeles - Bila menyebut nama Stan Lee, tentu orang akan langsung teringat dengan sejumlah tokoh komik superhero ciptaannya. Namun ternyata, ia pernah merasa malu dengan profesi sebagai penulis komik.
Hal ini, terungkap dalam obituari yang ditulis Marvel mengenai Stan Lee, Selasa (13/11/2018).
Rupanya, Stan Lee pernah merasa bahwa pekerjaannya itu kurang penting. "Aku sempat malu karena aku hanya seorang penulis buku komik sementara orang lain membangun jembatan atau meniti karier di bidang medis," tuturnya.
Advertisement
Baca Juga
Namun, ia kemudian menyadari bahwa pemikirannya ini salah.
"Dan aku mulai menyadari: dunia hiburan adalah salah satu hal terpenting dalam hidup orang. Tanpa itu, mereka mungkin bakal terjerumus dalam jurang. Aku merasa bila kamu bisa menghibur orang, kamu melakukan satu hal yang baik," tuturnya.
Berawal dari Asisten
Dalam obituari dari Marvel ini, dituliskan pula perjalanan hidup Stan Lee, yang sedari kecil memang telah tertarik dengan buku dan film.
Ia memulai kariernya sebagi asisten penulis komik di Timely Comics. Selama itu pula, muncul keinginan dalam dirinya untuk menulis komiknya sendiri.
Pada Mei 1941, akhirnya keinginan ini terkabul. Lewat cerita "Captain America Foils the Traitor's Revenge" di edisi Captain America Comics #3, nama Stan Lee terpampang nyata sebagai penulisnya.
Â
Advertisement
Karier Menanjak
Karier Stan Lee terus menanjak di perusahaan penerbitan komik yang berubah nama menjadi Atlas Comics, lalu menjadi Marvel Comics ini.
Ia bahkan duduk sebagai Editor-in-Chief, dan bekerja sama dengan sejumlah komikus populer seperti Jack Kirby, Steve Ditko,Gene Colan, dan lainnya.
Banyak karakter superhero Marvel yang kelahirannya ikut dibidani Stan Lee. Beberapa di antaranya adalah Fantastic Four, Spider-Man, Thor, Iron Man, the Hulk, the X-Men, dan masih banyak lagi.