Liputan6.com, New Jersey: Mungkin Anda tak pernah membayangkan ada mata kuliah Beyonce? Tapi ti terjadi di sebuah universitas di AS. Beyonce memang menjadi sosok inspiratif bagi banyak orang. Terbukti setelah ada yang ingin membuat monumen Beyonce di Texas, kini pelantun "Countdown" itu akan dijadikan sebagai sebuah mata kuliah di Univeristas Rutgers, New Jersey, AS.
Fakultas Studi Wanita dan Gender di universitas itu akan mengajarkan mata kuliah baru "Politisasi Beyonce" bagi mahasiswa yang tertarik mempelajari tentang karier Beyonce dan signifikasi politik di dunia Barat. Kelas yang akan diajarkan oleh Mahasiswa PhD Kevin Allred ini bertujuan untuk mempelajari seluruh aspek kehidupan publik Beyonce, mulai dari lirik-lirik lagu, video klip, hingga alter egonya Sasha Fierce.
Elemen-elemen itu kemudian akan dikaitkan dengan figur feminis-feminis populer seperti Alice Walker dan Sojourner Truth.
"Ini bukan mata kuliah yang mempelajari keterlibatan Beyonce dalam politik atau berapa kali ia manggung dalam pekan inagurasi Presiden Obama," kata Allred kepada situs resmi Universitas Rutgers.
"Beyonce jelas memiliki batasan-batasan tertentu. Sementara musisi lain yang hanya merilis musik, ia juga menciptakan narasi besar mengenai hidup, karier, dan personanya," kata Allred seperti dikutip DigitalSpy.co.uk, baru-baru ini.
Allred juga menanggapi setiap calon kritikus yang mungkin mengklaim bahwa ia tidak memenuhi syarat untuk mengajar mata kuliah tersebut karena ia pria kulit putih.
"Tentu saja, akan ada orang yang mengatakan, 'Kau bukan orang kulit hitam. Kau bukan wanita' Ini sesuatu yang aku selalu pertanyakan dan sadari agar tidak melampaui batas atau membuat klaim apa pun untuk kelompok tertentu. Ini adalah garis halus dan aku ingin tetap menghormati itu," tambahnya. (Vin)
Fakultas Studi Wanita dan Gender di universitas itu akan mengajarkan mata kuliah baru "Politisasi Beyonce" bagi mahasiswa yang tertarik mempelajari tentang karier Beyonce dan signifikasi politik di dunia Barat. Kelas yang akan diajarkan oleh Mahasiswa PhD Kevin Allred ini bertujuan untuk mempelajari seluruh aspek kehidupan publik Beyonce, mulai dari lirik-lirik lagu, video klip, hingga alter egonya Sasha Fierce.
Elemen-elemen itu kemudian akan dikaitkan dengan figur feminis-feminis populer seperti Alice Walker dan Sojourner Truth.
"Ini bukan mata kuliah yang mempelajari keterlibatan Beyonce dalam politik atau berapa kali ia manggung dalam pekan inagurasi Presiden Obama," kata Allred kepada situs resmi Universitas Rutgers.
"Beyonce jelas memiliki batasan-batasan tertentu. Sementara musisi lain yang hanya merilis musik, ia juga menciptakan narasi besar mengenai hidup, karier, dan personanya," kata Allred seperti dikutip DigitalSpy.co.uk, baru-baru ini.
Allred juga menanggapi setiap calon kritikus yang mungkin mengklaim bahwa ia tidak memenuhi syarat untuk mengajar mata kuliah tersebut karena ia pria kulit putih.
"Tentu saja, akan ada orang yang mengatakan, 'Kau bukan orang kulit hitam. Kau bukan wanita' Ini sesuatu yang aku selalu pertanyakan dan sadari agar tidak melampaui batas atau membuat klaim apa pun untuk kelompok tertentu. Ini adalah garis halus dan aku ingin tetap menghormati itu," tambahnya. (Vin)