Sukses

Mengenal Kill The DJ, Si Pemilik Asli Lagu Jogja Istimewa

Kill The DJ meradang karena lagu Jogja Istimewa dipakai untuk kampanye Pilpres tanpa seizin dirinya.

Liputan6.com, Jakarta Sekumpulan ibu-ibu bernyanyi lagu Jogja Istimewa karya Marzuki Mohammad atau akrab disapa Kill The DJ. Namun, Kill The DJ menggubah liriknya menjadi dukungan untuk pasangan capres-cawapres Prabowo-Sandi.

Tampak dalam video berurasi 39 detik yang diunggah akun Twitter @CakKHUM pada 10 Januari 2019 lalu, sejumlah ibu-ibu bersama-sama bernyanyi.

 

 

Jogja Jogja..Jogja Istimewa

Prabowo-Sandi Pilihan Kita

Jogja Jogja..Jogja Istimewa

Adil dan Makmur Tujuan Kita

(Emak-emak Jogja)

 

 

Ulah menggubah lirik lagu tersebut pun langsung membuat Kill The DJ meradang. Rapper asal Yogyakarta itu pun berencana melaporkan timses Prabowo- Sandiaga Uno ke Polda DIY, Selasa (15/1).

Pelaporan ini terkait penggunaan lagu berjudul Jogja Istimewa untuk kampanye pemenangan Prabowo-Sandiaga Uno oleh Emak-emak di Yogyakarta. Personel Jogja Hiphop Foundation ini akan melaporkan timses karena memakai karyanya tanpa izin. Terlebih lagi lagu itu diubah liriknya menjadi pro Prabowo-Sandiaga Uno.

2 dari 4 halaman

Kill The DJ tak izinkan lagu ciptaannya dipakai untuk kampanye pilpres

Tak sepakat karya ciptanya dipakai dan diubah tanpa pemberitahuan, Marzuki langsung meluapkan kekesalan di akun media sosialnya.

Lewat akun Instagram miliknya, Marzuki memberikan penjelasan secara rinci kenapa dia marah lagu Jogja Istimewa digubah menjadi bernada seruan dukungan politik.

"Karena video ini sudah viral dan banyak yang salah persepsi kepada saya, selaku pencipta lagu Jogja Istimewa yang dinyanyikan bersama @javahiphop - maka dengan ini saya perlu melakukan klarifikasi:

Bahwa saya tidak akan pernah memberikan ijin kepada siapa pun lagu Jogja Istimewa tersebut digunakan untuk kampanye pilpres, baik itu pasangan nomer urut 01 maupun 02. Bagi saya, @javahiphop, dan sebagian besar warga Yogyakarta, pasti tahu sejarah dan kebanggaan pada lagu tersebut, itu kenapa saya tidak akan pernah mengganti liriknya untuk tujuan lain, baik komersil apalagi kampanye politik. Meskipun saya pendukung @ jokowi saya tidak akan pernah mengkhianati nilai lagu tersebut dengan mengubah liriknya.

Siapa pun Anda yang mengubah lagu tersebut, membuat videonya, dan ikut menyebarkanya, Anda telah melanggar undang-undang dan saya bisa membawanya ke ranah hukum.

Terakhir saya berpesan, apapun pilihan Anda, 01, 02, Golput, tolong warisi bangsa ini dengan etika yang benar, menjiplak lagu orang lain jelas tidak beretika dan melanggar hukum, plus, jangan warisi generasi mendatang dengan fitnah dan sampah kebencian."

 

3 dari 4 halaman

Kubu Prabowo imbau relawan untuk minta maaf

Menyusul aksi pengubahan lirik lagu 'Jogja Istimewa' karya Marzuki Mohammad atau akrab disapa Kill The DJ untuk kepentingan kampanye Prabowo-Sandi. Juru bicara BPN Prabowo-Sandiaga, Andre Rosiade meminta para pendukung meminta maaf kepada Marzuki. 

"Ya sudah kalau memang yang punya lagu komplain karena dinyanyiin emak-emak, sudah minta maaf dan sudah tidak pakai lagunya," kata Andre saat dihubungi merdeka.com, Selasa (15/1).

Dia mengaku tidak mengetahui pihak yang mengubah lagu tersebut. Hanya saja, Andre mengimbau relawan atau pendukung lebih berhati-hati dalam menggunakan karya orang lain untuk mengekspresikan dukungan ke Prabowo-Sandi.

"Lebih berhati-hati lagi ke depan minta maaf, sudah jiplak lagunya," ujarnya.

Lebih lanjut, Andra berharap, Kill The DJ tidak perlu melaporkan pendukung Prabowo yang telah mengubah lirik lagu miliknya. Dia meminta agar masalah ini diselesaikan secara kekeluargaan.

4 dari 4 halaman

Kill The DJ, sosok dibalik lagu Jogja Istimewa

“Jogja Jogja tetap istimewaIstimewa negerinya istimewa orangnyaJogja Jogja tetap istimewaJogja istimewa untuk Indonesia”

Begitulah salah satu kutipan dari lagu Jogja Istimewa yang dipopulerkan oleh Jogja Hip Hop Foundation. Lagu bergenre Hip-Hop/Rap ini sangat populer bagi masyarakat Jogja bahkan Indonesia. Liriknya yang sederhana membuat lagu ini cepat diterima oleh masyarakat khususnya masyarakat Yogyakarta.

Lagu Jogja Istimewa pertama dirilis pada 9 November 2009. Seketika lagu ini menjadi lagu istimewa bagi rakyat Yogyakarta. Di acara-acara besar, radio,rumah-rumah,pertokoan,desa maupun kota lagu ini telah menjadi sebuah kecintaan tersendiri bagi warga Yogyakarta.

Marzuki Mohamad merupakan sosok dibalik lagu Jogja Istimewa yang melegenda ini. Marzuki Mohamad atau yang kerap dikenal dengan nama panggung Kill the DJ merupakan seniman, rapper, dan produser musik di Yogyakarta. Kill the DJ sendiri dikenal dengan aliran hip hop Jawa yang dimilikinya.

Marzuki Mohamad lahir di Klaten, 21 Februari 1975. Orangtuanya merupakan seorang petani dan guru agama dari Prambanan. Ia tinggal di sebuah desa di utara candi Prambanan.

Pada tahun 2003 Kill the DJ mendirikan Jogja Hip-hop Foundation (JHF) yang memproyeksikan dirinya untuk mengakomodasi kru-kru hip-hop di Yogyakarta yang berbahasa Jawa. Walau namanya terdengar formal, gerak-gerik JHF sebenarnya lebih berbasiskan komunitas daripada institusi formal. Acara-acara yang diadakan didanai oleh penjualan album dan souvenir.

Lini terdepan JHF adalah tiga kru yang secara konsisten membawakan rapnya dengan bahasa Jawa. Kru-kru itu juga menggabungkan bebunyian Jawa dengan dengan hentakan musik urban. Mereka adalah Jahanam, Rotra, dan Kill the DJ, sekelompok anak-anak Jawa yang berdiri di persimpangan budaya.

Seperti dikutip Liputan6.com dari blog pribadi Kill the DJ killtheblog.com pada Selasa (15/1/2019), karya-karya Kill the DJ sendiri kebanyakan terinspirasi oleh akar kebudayaan dan tradisi Jawa yang dikemas dalam sentuhan kontemporer.

Kill the DJ sang pencipta lagu Jogja Istimewa menjelaskan secara rinci makna bait demi bait lagu Jogja Istimewa. Lirik dari lagu ini sebagian besar megambil kalimat-kalimat yang diungkapkan para tokoh bangsa seperti Soekarno Sultan HB 9, Ki Hadjar Dewantoro, RM Sosrokartono dan lain sebagainya.

Sesungguhnya, 70% lirik dalam Jogja Istimewa mengambil kalimat-kalimat yang diungkapkan oleh tokoh-tokoh seperti; Soekarno, Sultan HB 9, Ki Hadjar Dewantoro, RM Sosrokartono, dll. Selebihnya adalah hasil tulisan saya sendiri, meskipun harus saya akui, bahwa saya sangat terinspirasi oleh teks-teks tradisional Jawa. Saya merubah teks-teks itu ke dalam rima agar lebih enak di-rap-kan.” Jelas Kill the DJ seperti dikutip dari killtheblog.com.

 

Reporter: Anugerah Ayu Sendari