Sukses

Berpose di California, Cheverly Amalia Menjelma Jadi Ratu Distopia

Reinhardt Kenneth membuat proyek kolaborasi perdananya dengan Cheverly Amalia untuk proyek cover Majalah Huf.

Liputan6.com, Jakarta - Fotografer asal Surabaya, Reinhardt Kenneth, membuat proyek kolaborasi perdananya dengan sutradara sekaligus aktris dari Indonesia, Cheverly Amalia. Dalam proyek cover Majalah Huf dari London  ini, Cheverly berperan sebagai Muse dalam tema Duchess of Dystopia (Ratu Distopia).

Inspirasi Reinhardt Kenneth ini berdasarkan imajinasi bahwa di saat dunia telah hancur lebur, di sanalah seorang ratu lahir dan menemukan kekuatannya lagi. Foto-foto Cheverly Amalia ini diambil Reinhardt di East Jesus yang terletak di Slab City, California.

Sebuah area tanpa penghuni namun dipenuhi oleh seni yang terbuat dari sampah. “I want the women I shoot to embody transcendent grace and provoke the idea of empowerment,” ujar Reinhardt dalam keterangan tertulisnya.

Reinhardt yang dinamis dalam permainan warna, cahaya, pose, serta distorsi, membuat foto-fotonya terlihat tiga dimensi. Ia dan Cheverly Amalia berhasil memprodusi sebuah fashion editorial yang berbeda dari yang lain.

2 dari 3 halaman

Menceritakan Dongeng

Reinhardt memilih Cheverly karena selain kecantikannya yang ia anggap unik serta postur tubuhnya, Cheverly juga seorang sutradara dan aktris yang mengerti cara membawakan foto. Sehingga hasilnya seakan-akan menceritakan sebuah dongeng.

Mulai dari emosi, bahasa tubuh, sampai penempatan elemen fashion, Cheverly bukan hanya membawakan sisi fashion dari editorial ini, namun juga memerankan sang ratu distopia. Setiap foto memiliki style dan background yang cukup beda dan dinamis, namun garis merah yang benar-benar dipertahankan merupakan juxtaposition yang contrasting.

3 dari 3 halaman

Tantangan Utama

Dalam sesi pemotretan ini, cuaca yang terik di padang gurun California merupakan tantangan utama. Saat pengambilan gambar pakaian terakhir, Cheverly sempat hampir pingsan. Tetapi dengan semangat dan dukungan dari tim, foto-foto yang dihasilkan, menurut Reinhardt, “They are magical”.

Teamwork, passion, dan experience dari pemotretan ini merupakan titik pokok dari kesuksesan proyek ini. Reinhardt dan Cheverly pun berharap bisa menghasilkan karya-karya yang lebih lagi dan bisa mengharumkan nama bangsa di kancah internasional.